Sabtu, 02 Januari 2016

20 Questions

Di larut malam ketika aku sudah terlalu banyak meminum kafein, aku biasanya menempatkan diriku didepan komputerku, menjawab beberapa pertanyaan kuis seperti yang dilakukan orang-orang lainnya di Facebook. Aku yakin kalian juga pernah melakukannya.

Apa penjahat horor klasik kesukaanmu?
Apa profesimu di masa lalu?
Dan pertanyaan mengenai hal semacam itu lah.
Kau biasanya mengetahui apa yang akan kau lakukan dengan pertanyaan itu. Tapi apa pun itu,itu adalah cara untuk melewatkan waktuku malam ini, sama seperti malam-malam sebelumnya.
Sekarang sudah semakin larut,dan aku sudah bosan. Kombinasi jumlah yang berlebihan dari merica dan beberapa mangkuk gulma ditambah secangkir kopi tidak akan membiarkanku untuk tidur dalam waktu dekat. Kurasa aku bisa membersihkan apartemenku, ini benar-benar membosankan. Aku tidak punya siapa-siapa untuk diajak bicara. Aku sudah berada dikota ini selama tujuh tahun dan aku tidak punya teman sekamar.
Aku berasal dari Dayton,aku pindah ke kota ini untuk untuk mencoba bersekolah lagi. Tapi setelah dua semester, aku kehilangan minat untuk bersekolah dan memutuskan untuk berhenti sekolah. Itu adalah 9 bulan yang lalu.
Aku mencoba untuk menjaga hubunganku dengan Sarah setelah aku berhenti sekolah, tapi aku tahu Sarah ingin seorang pria dengan ambisi yang lebih.
Aku bekerja sebagai sopir pengiriman barang. Walau bayarannya sangat minim, tapi cukup untuk membayar uang sewa apartemenku dan keperluanku sehari-hari. Dengan gaji yang seperti itu, sudah pasti tidak ada jumlah yang akan bertambah kedalam rekening tabunganku.
Aku tidak suka bergabung dengan rekan kerjaku. Kebanyakan dari mereka adalah peminum alkohol. Aku lebih suka menghabiskan akhir pekanku dengan berbaring di sofa dan menonton film, tapi aku kehilangan DVD ku beberapa hari yang lalu.
Aku memiliki TV kabel yang dikirim dalam paket, tapi tidak pernah ada acara yang bagus di TV dan aku sangat tidak tahan dengan iklan.
Sekali lagi komputer yang menjadi tujuanku, Facebook ini membosankan seperti biasa. Ketika orang lain telah pergi tidur di kasur mereka yang nyaman, aku masih berselancar melihat wall Facebook. Aku scroll ke bawah selama lima menit, me-refresh setiap halaman dan tidak ada yang baru sama sekali.
Aku mengembalikan wall di mana aku berada lima menit yang lalu,aku beralih ke Youtube setelah melihat beberapa video aku kembali melihat FBku dan me-refresh halaman yang kutinggal tadi. Aku melihat kuis dari salah satu teman FBku.
Beberapa pertanyaan telah tersaji siap untuk di jawab.
“Apa jenis ksatria kesukaanmu?” adalah judul kuisnya. Sepertinya ini kuis untuk para bajak laut.
Aku klik pada judul kuis dan menjawab pertanyaan-pertanyaannya.
“Yeah, aku menang! Aku adalah seorang bajak laut!” Teriakku setelah memenangkan kuis itu. Ketika merasa bosan, aku akan berusaha untuk menghilangkannya, jadi wajar jika aku berteriak seperti itu.
Aku tidak bisa log out dari facebook tanpa mendapat informasi yang berharga.
Aku menelusuri beberapa kuis lainnya, berharap untuk membuang lebih banyak waktu sebelum aku pergi tidur. Aku klik pada salah satu judul “Apa jenis musik yang anda suka?”
Setekah aku klik judul kuis itu, aku mendapatkan hasil yang berbeda.
“Dapatkah kau menipu Ronwe dalam 20 pertanyaan?”
Itu adalah teks yang muncul di jendela baru. Aku biasanya tidak pernah mengklik link secara acak, tapi ini terlihat cukup polos dan komputer ku cukup baik dilindungi oleh techsavy. Aku juga sangat bosan, jadi aku coba mencari tahu.
Hei, yakin kau akan bermain?
Aku klik tombol Yes dilayar lalu muncul teks “Ronwe tahu apa yang kau pikirkan, Ronwe tahu semua
Apakah malam hari tempat di mana Anda berada sekarang?
Apa? Ini bukan pertanyaan yang khas dalam permainan 20 pertanyaan. Ku pikir tujuan permainan ini adalah untuk menebak kata karena Ronwe mengetahui semuanya. Ronwe ini tidak tahu bagaimana cara membuat kuis dengan benar. Apapun itu, aku akan meladeninya.
Aku klik Ya pada pertanyaan itu.
Lagi-lagi teks itu muncul
Aku tahu itu! Ronwe mengetahui semuanya.
Apakah kau sedang sendiri?
Aku klik Ya.
Tentu saja! Ronwe tahu segalanya!
Apakah kau mengenakan kemeja abu-abu?
Aku agak pelupa, jadi aku bahkan tidak ingat apa warna bajuku. Aku melihat ke bawah dan tentu saja aku mengenakan kemeja abu-abu. Itu sedikit aneh, pikirku.
Aku klik Ya.
Ronwe dapat melihat semua!
Apakah warna mata mu cokelat?
Itu hanya tebakan yang beruntung. Cokelat adalah warna yang paling umum dari mata, pikirku.
Aku klik Ya.
Tidak ada rahasia untuk Ronwe! Ronwe melihat semuanya!
Apakah namamu Stephen?
Aku tersentak kaget. Bagaimana sih orang ini tahu namaku? Itu sangat mengganggu. Kecuali orang ini mengakses informasi dari akun facebook ku.
Aku klik Ya.
Ronwe tahu semuanya!!
Aku coba login memakai akun lain untuk mengikuti aplikasi kuis ini. Itu ide yang sangat cerdas, pikirku.
Apakah nama anjingmu Lola?
Aku tidak pernah memposting hal seperti itu. Aku rasa aku tidak memiliki informasi mengenai nama anjing di profilku.
Aku klik Ya.
Ronwe selalu mengetahui hal-hal yang belum pernah dilihatnya!!
Apakah Lola berada di rumah ibumu?
Aku tidak pernah update status tentang kepindahanku ke kota ini. Ketika aku pindah ke sini untuk melanjutkan sekolah, aku tidak bisa menemukan tempat yang terjangkau untuk menitipkan hewan peliharaan, jadi aku harus meninggalkan Lola dirumah ibu! tapi bagaimana bisa orang ini tahu tentang hal itu?
Aku ragu-ragu, jadi aku klik Ya.
Tentu saja Ronwe selalu tahu!
Apakah lampu ruang tamu mu dalam keadaan mati?
Aku berbalik menoleh kearah ruang tamu, aku merasa lega karena aku melihat lampu ruang tamu menyala.
Dengan sedikit tertawa aku klik Tidak.
Kau tidak bisa berbohong kepada Ronwe. Ronwe melihat semuanya!!
Setelah aku membaca kata-kata itu tiba-tiba…..
‘DUAAAAR’
Bola lampu di ruang tamuku terbakar, aku tersentak kaget disertai rasa takut.
Apa yang sedang terjadi? Aku berhenti sejenak dan berpikir selama satu menit. Aku memiliki bola lampu di laci dapur. Dengan sedikit senyum seringai di wajahku, aku berkata “Ronwe tahu semua,kita lihat saja!”
Aku melompat dari kursi dan bergegas ke dapur dan menemukan laci di mana aku menyimpan bola lampu. Aku membuka laci dan mengambil bola lampu itu keluar dan melihat satu bola lampu.
Sambil menunjukkan bola lampu itu kearah laptopku, aku berkata, “Seberapa banyak yang kau tahu?! Kau lihat apa ini!” Aku berteriak pada komputerku.
Aku dorong bola lampu ke udara untuk memasang lampu itu ke temparltnya. Aku kehilangan keseimbangan hingga menjatuhkan bola lampu itu ke lantai dan menghancurkan bola lampu itu. Aku hanya menatap kosong pada sisa-sisa pecahan dari bola lampu seperti orang bodoh.
“Ini sudah cukup,” teriakku.
Aku bergegas ke komputer ku dan meng klik X di jendela Ronwe, tapi tidak ada yang terjadi. Aku klik berulang kali, tetapi tetap tidak berhasil.
Apakah kau ingin berhenti bermain?” Pertanyaan itu muncul lagi.
Ya, aku ingin berhenti bermain,kuis ini menyeramkan!
Aku berteriak.
Aku klik Ya.
Kita tidak bisa berhenti bermain sekarang, kita harus menyelesaikanya.
Aku membuka task manager dengan maksud menutup program, tetapi task manager bahkan tidak muncul. Aku hanya menatap kosong pada layar sebelum pertanyaan Ronwe berikutnya muncul.
Apakah Sarah meninggalkan mu karena kau adalah pecundang yang tidak berharga?
Apa apaan, kau ini sialan! Tidak ada hal seperti yang kau katakan barusan, bajingan!
Aku berteriak pada komputerku sambil menekan tombol mouse dan mengklik X pada di jendela Ronwe ini.
Kau tidak bisa berbohong,Ronwe tau semua itu,Ronwe melihat semuanya!!
Apakah kamu marah?
“Marah, kau meremehkan ku sialan! Tentu saja aku marah,” gerutuku.
Aku klik Ya.
Dia ingin mendapatkan lebih dari ini. Aku tidak tahu apa yang sedang terjadi, tetapi jika Ronwe ingin mengajukan 20 pertanyaan untuk mempermalukan dan membuatku marah, dia berhasil melakukannya.
Ronwe mungkin mempunyai indra keenam, Ronwe melihat amarah dari dalam jiwaku, pikirku.
Pertanyaan selanjutnya sudah datang. Sialan!!
Apa Ponselmu berdering?
Aku menoleh kearah ponsel yang berada disamping tangan kiriku. Aku menarik nafas lega, senang mengetahui teleponku tidak berdering
Aku klik Tidak.
Tapi begitu aku selesai mengklik, teleponku mulai berdering.
Aku mulai merasa panik, rasa takut mulai menyelimutiku. Aku tahu aku tidak harus menjawab telepon atau menghiraukanya. Beberapa bagian naluriku memaksa untuk menjawab telepon, tapi aku hanya ingin mendapatkan jawaban dari ini semua.
Aku melihat ke jendela Ronwe untuk melihat apakah ia akan menantangku dengan pertanyaan lainnya, tapi tidak ada teks muncul disana, sedangkan tleponku terus berdering.
Dengan ragu  aku mengambilnya dan menjawab, “Halo?”
Aku gugup bertanya kepada yang menelpon, tapi tidak ada jawaban. Hanya suara napas berat yang terdengar.
“Hallloo!! Kau bisa mendengarku?!” teriakku.
Tapi suara nafas itu terus berlanjut, bahkan terdengar lebih liar, seperti hewan buas yang siap menerkam santapannya.
Pertanyaan baru muncul di jendela Ronwe!
Bisakah kau mendengarku?
Aku langsung menutup telepon. Aku berdiri menatap layar komputerku sembari berkata untuk apa kau melakukan semua ini?!! Kep*r*t!
Cukup. Ini sudah berlangsung cukup lama. Aku klik pada menu start dan mengklik Shut Down, tapi itu tidak berpengaruh sama sekali. Baiklah, aku akan menutupnya secara manual. Aku menekan tombol daya dalam dua puluh detik penuh tapi tidak ada yang terjadi.
Apakah kau mencoba untuk mematikan komputermu?
Aku klik Ya, berharap itu memiliki beberapa efek.
Apakah berhasil?
Aku klik Ya.
Maka aku mencabut kabel daya dari dinding, tapi komputerku masih tetap menyala.
Kau tidak akan bisa menyingkirkan Ronwe, Ronwe masih memiliki urusan yang belum selesai denganmu.
Aku berdiri di sana menatap layar, menunggu pertanyaan berikutnya. Takut. Hanya itu yang aku rasakan, namun aku ingin mengakhiri ini segera.
Pertanyaan berikutnya muncul.
Apakah ada seseorang di depan pintumu?
Aku mendengarkan dengan seksama selama beberapa detik, tapi aku tidak mendengar apa-apa.
Aku klik Tidak dan segera setelah aku mengklik, ketukan lambat dan keras mulai terdengar di depan pintu.
Tanpa kusadari, aku menangis mengetahui diriku sekarang dicekam terror.
Ronwe bertanya pertanyaan lain.
Apakah kau akan menjawab?
Aku mulai menangis tak terkendali.
Aku klik Tidak.
Aku berteriak memohon pada komputer, meminta untuk berhenti menyiksaku dan menghentikan semua kegilaan ini.
“Tinggalkan aku sendiri!” Teriakku sejadi-jadinya.
Bersamaan dengan itu, muncul pertanyaan Ronwe berikutnya.
Kau adalah seorang pengecut, kau telah membuang waktu yang berharga dalam hidupmu dan menjauh dari orang-orang berharga yang ada di sekitarmu. Itu sebabnya mengapa kau selalu sendirian. Kau telah menyia-nyiakan keberadaan dirimu sendiri dan kau tidak layak hidup, bahkan kau tidak pantas bernafas, menghirup udara segar didunia ini.”
“Aku memiliki satu pertanyaan terakhir untukmu
Aku menjadi histeris. Aku ingin ini segera berakhir. Aku hanya ingin siapa pun yang mengetuk pintu itu pergi.
Ronwe mengajukan pertanyaan terakhirnya.
Apakah kau akan mati malam ini?
Aku membaca pertanyaan ini tidak hanya satu, Ronwe mengirim pertanyaan terakhir ini lebih banyak.
Aku berhenti menangis dan yang mengetuk pintu telah berhenti.
Aku mengumpulkan sedikit keberanian dengan sedikit berdoa. Aku akan membuktikan bahwa semua ini tidak benar.
Aku ambil mouse dan mengklik Tidak.
Untuk beberapa, saat tidak ada yang terjadi. Kemudian muncul pesan pada layar,
Ronwe tahu semua dan Ronwe melihat bahwa kau salah
‘BRAKKK’
Pintu depan terbuka. Aku berbalik dan melihat hal yang tak pernah kulihat sebelumnya. Di detik-detik terakhir dalam hidupku, aku menghabiskan waktu melihat wajah mengerikan dari kematian.
Kukunya yang panjang, runcing dan tajam seperti sabit. Sekujur tubuhnya penuh dengan luka yang dipenuhi nanah yang tak berhenti menetes. Bagian yang mengerikan adalah wajahnya, dengan rahang yang terbuka lebar  dan dipenuhi dengan lendir yang selalu siap kapan saja untuk melahap ku.
“Maaf karena aku telah menyusahkanmu, ibu.” Aku menangis, entah kenapa aku teringat ibuku.
Itulah kata terakhir yang aku ucapkan sebelum monster itu menerkam wajahku.

0 komentar:

Posting Komentar

 

The Dreamland Tree Copyright © 2010 | Designed by: compartidisimo