Selasa, 12 Januari 2016

The Internet

The Internet

Sebuah Cerita Horor Jepang yang terkenal. Menceritakan tentang seorang gadis Jepang yang belajar disebuah Universitas di Jepang. Karena suatu alasan ia pindah ke Amerika Serikat. Ia menemukan dirinya kesulitan untuk belajar disana karena ia harus membuat laporan dan dia tidak memiliki fasilitas yang mendukungnya. Dan juga, ia sedikit terganggu karena tanpa sengaja, ia menemukan sebuah situs yang aneh sekaligus mengerikan.


Seorang gadis berusia 19 tahun belajar di sebuah universitas di Jepang. Pada tahun kedua, ia memutuskan bahwa ia ingin meningkatkan kemampuan bahasa Inggrisnya, jadi dia dipindahkan ke sebuah universitas di Amerika Serikat. Dia selalu ingin tinggal di Amerika Serikat, tapi dia tidak mengantisipasi betapa sulitnya perubahan untuknya.

Tentu saja setiap tugas yang diberikan oleh dosennya mengharuskan dia untuk menyerahkan banyak laporan. Sementara dia masih belajar di universitas di Jepang, ia menyerahkan semua laporan itu dalam bahasa Jepang. Namun, di universitas Amerika, semua laporan harus dalam bahasa Inggris. Hal ini menyebabkan masalah besar bagi gadis itu karena bahasa Inggrisnya tidak terlalu baik. Dia menyadari bahwa dia harus menghabiskan berjam-jam untuk memeriksa ejaan dan tata bahasa, sementara ia mengetik laporan nya.

Masalah lain adalah bahwa ia tidak memiliki laptop. Untungnya, perpustakaan universitas memiliki laboratorium komputer dengan sekitar 50 komputer yang buka 24 jam sehari. Sayangnya, selalu ada antrian panjang orang yang menunggu untuk menggunakannya. Setiap pagi, dia harus menghadiri jadwal kuliah dan, setiap malam, dia harus mengikuti antrian untuk menggunakan komputer. Ini semua mengambil banyak waktunya dan, setelah beberapa saat, gadis itu menjadi muak dengan kesibukannya sehari-hari.

Pada suatu malam, ketika gadis Jepang itu telah duduk, membungkuk di atas komputer selama berjam-jam, dia mulai gelisah. Malam itu, jam hampir menunjukan jam 2 malam dan dia sangat lelah. Sudah sulit baginya untuk menjaga matanya tetap terbuka. Bersandar di kursinya, dia menguap dan merentangkan tangannya di depannya. Jari-jarinya menyenggol keyboard komputernya dan membuatnya bergeser sedikit.

Dia hendak mulai mengetik lagi ketika ia kebetulan melihat ke bawah dan melihat bahwa ada sesuatu yang terukir di meja di bawah keyboard. Tampaknya itu adalah sebuah alamat website. Dia pikir itu aneh bahwa seseorang telah meluangkan waktu untuk mengukir alamat website di meja kayu itu dan, dengan kombinasi rasa ingin tahu dan kebosanan, dia memutuskan untuk menncarinya.

Setelah mengetik alamat situs web misterius itu ke dalam browser, ia menunggu beberapa detik dan sebuah halaman muncul di layar. Apa yang ia lihat membuat ia ngeri. Ada gambar pria berlumuran darah, tergeletak di lantai ruang bercahaya remang-remang. Gambar itu tampak begitu nyata dan membuat ia seperti ingin muntah. Melihat lebih dekat, ia melihat keterangan di bawah gambar.

Bunyinya: "Laki-laki bodoh, berusia sekitar 30 tahun. korban saya hari ini."

Rasa dingin menuruni tulangnya saat ia menatap gambar mengerikan itu. Gadis itu segera mematikan komputer dan, meraih tasnya, dia bergegas keluar dari lab komputer. Dia kembali ke kamar asrama sendirian dan menghabiskan malam itu dengan terbaring di tempat tidur. Ia tidak bisa tidur, foto mengerikan itu tidak bisa pergi dari pikirannya. "Mungkinkah gambar itu nyata?" Dia bertanya pada dirinya sendiri. Mungkin hanya tipuan. Orang-orang sering memposting gambar-gambar yang gila di Internet sepanjang waktu. Internet itu penuh dengan Website aneh dan tidak berguna."

Mencoba sebisa mungkin, gadis itu tidak bisa menghilangkan kecurigaan bahwa dia telah menemukan sebuah Website pembunuh.

Keesokan paginya, setelah sarapan, rasa ingin tahunya hinggap kembali pada dirinya. Dia melewatkan jadwal kuliah pertamanya dan langsung menuju laboratorium komputer. Ketika ia menemukan sebuah komputer kosong, dia duduk, mengetik sebuah alamat website dan menahan napasnya.

Mungkin apa yang dia lihat malam itu hanyalah imajinasinya. Ketika Website itu muncul, ia melihat bahwa gambar telah berubah. Bukan lagi sebuah mayat di ruang remang-remang, foto itu menunjukkan seorang wanita pirang berjalan menyebrangi jalan yang ramai. Gadis itu menghela napas lega. Gambar itu tampaknya diambil dari kejauhan dan wanita yang terdapat di foto itu tampaknya tidak menyadari bahwa dia sedang difoto.

Keterangan di bawahnya berbunyi: "Wanita Bodoh, sekitar 25 tahun."

Malam itu, gadis itu kembali ke kamar asramanya dan tidak berbicara dengan siapa pun. Dia masih bingung dan tidak bisa berhenti memikirkan situs aneh itu. Begitu ia bangun keesokan harinya, dia kembali ke lab komputer. Hampir tidak ada orang di sekitar. Dia duduk di komputer yang kosong dan mengetik alamat situs yang sama.

Gadis itu terkejut ngeri, gambar di situs itu telah berubah lagi. Foto itu berada diruangan remang-remang yang sama seperti foto yang pertama, tapi kali ini seorang wanita pirang tergeletak di lantai. Darah mengalir dari hidung dan mulutnya. Ada pisau besar tertancap di dadanya.

Di bawah foto itu terdapat sebuah kalimat: "Wanita Bodoh, sekitar 25 tahun. Korbanku saat ini. "

Gadis itu merasa ngeri dan segera menghubungi polisi. Melalui telepon, sulit baginya untuk menjelaskan situasi. Bahasa Inggrisnya tidak terlalu baik dan dia menghabiskan waktu yang lama untuk mengulangi kalimatnya sendiri dan ia mencoba untuk menemukan kata yang tepat untuk menggambarkan apa yang telah ia temukan. Pada akhirnya, dia bahkan tidak yakin jika polisi itu telah mengerti apa yang dia katakan. Namun, mereka telah mencatat biodata singkat sang gadis dan alamat situs itu.

Ketika ia menutup telepon, gadis itu gemetar. Dia tampaknya tidak bisa menghilangkan gambar mengerikan itu dari pikirannya. Dia harus melihat situs itu lagi. Malam itu, ia kembali ke laboratorium komputer lagi dan dengan perasaan campur aduk dari rasa takut dan rasa ingin tahu, ia masuk website itu kembali.

Ketika halaman dimuat, ia menemukan ada gambar seorang gadis, yang diambil dari belakang punggung. Dia memiliki rambut hitam pendek, mengenakan kaos berwarna hijau dan duduk di depan komputer. Gadis itu tiba-tiba ketakutan dan berkeringat dingin. Dia mengenal rambut itu. Dia mengenal pakaian itu.

Dia menatap foto diri sendirinya sekarang.

0 komentar:

Posting Komentar

 

The Dreamland Tree Copyright © 2010 | Designed by: compartidisimo