Selasa, 12 Januari 2016

Salah Sambung

Salah Sambung

Ini adalah cerita horor tentang seorang wanita yang sangat sayang terhadap anak tunggalnya. Hingga suatu hari, ada sebuah tragedi yang merenggut nyawa anaknya. Ia mengalami tekanan yang sangat hebat setelah kejadian tersebut. Tetapi ada sebuah misteri yang tersembunyi dibalik kejadian itu. Apakah itu?
Suatu hari, seorang wanita bernama Theresa akan mulai memasak makan malam ketika disaat bersamaan anaknya tiba dirumah setelah seharian bersekolah.
"Selamat datang sayang," sambut Theresa pada anaknya. "Bagaimana jika kau membantuku memasak makan malam?"
"Tentu," ucap anak itu. Ia menghampiri Theresa Dan mencuci tangannya sebelum memilah sayuran.
"Apa yang akan kita masak, Bu?"
"Kita akan memasak sup sayuran dan daging," jawab Theresa.
"Ambil panci dan didihkan airnya, Ibu akan menelepon tukang daging agar mengantar daging yang telah ku pesan sekarang," perintah Theresa kepada anaknya.
"Baik, bu" Jawab anaknya.
Theresa keluar dari dapur dan mengambil ponselnya yang ada dikamarnya. Ia menekan nomer telepon dan menempelkan ponsel itu ke telinganya.
Ia menunggu beberapa saat hingga seseorang menjawab panggilannya.
"Halo?" ucap seseorang wanita diseberang sana.
"Theresa Kingman berbicara, bolehkah aku berbicara dengan tuan Wilbert sang penjual daging?"
Theresa tidak mendengar jawaban dari wanita tersebut. Setelah beberapa lama, ia mendengar isak tangis samar dari wanita tersebut. Theresa sangat dibuat bingung karenanya.
"Maafkan aku, mungkin aku salah sambung."
Theresa berniat menutup panggilannya ketika wanita diseberang sana berteriak secara tiba-tiba.
"Tunggu!"
Theresa mendengarkan ponselnya kembali.
"Aku mohon.. Tolong.. Selamatkan.."
Sebelum wanita itu dapat menyelesaikan kalimatnya, Theresa terkejut karena mendengar suara ledakan dari arah dapur. Ia langsung berlari meninggalkan ponselnya. Didalam hatinya ia berdoa agar tidak terjadi apa-apa terhadap anaknya.
Sampai didepan pintu dapur, asap hitam pekat sudah memenuhi seisi dapur. Theresa terus memanggil nama anaknya tetapi tidak ada jawaban dari anaknya. Dia terus masuk menembus kepulan asap hingga kakinya menyentuh sesuatu. Ketika ia melihat apa yang ada di dekat kakinya. Ia sungguh terkejut karena itu adalah mayat anaknya.
Kondisinya sangat mengenaskan. Hampir diseluruh tubuhnya terdapat luka bakar dan seluruh wajahnya tertutup dengan bekas menhitam dari ledakan tersebut.
Di hari selanjutnya, setelah memakamkan jenazah anaknya. Ia mendapat berita dari kepolisian, bahwa kejadian itu adalah murni kecelakaan. Terdapat kebocoran dari tabung gas dan ketika anaknya menyalakan kompor untuk memasak air. Pemantiknya menyulut gas dan menyebabkan ledakan.
Theresa dan suaminya sangat terpukul dengan kejadian itu. Tak satu pun dari mereka bisa menerima hilangnya anak tunggal mereka tercinta. Seiring berjalannya waktu, mereka memutuskan untuk bercerai. Mereka menjual rumah mereka dan membeli rumah mereka sendiri-sendiri.
Lima tahun kemudian, Theresa duduk sendirian di rumah barunya, menonton TV ketika dia mulai berpikir tentang kematian anaknya. Dia tidak bisa percaya bahwa dia telah pergi selama 5 tahun.
Tiba-tiba, ponselnya bergetar. Dia melompat dari kursinya, berjalan menuju ke meja didekatnya dan menyambar ponselnya.
"Halo?" Theresa menjawab panggilan itu. Dan diia mendengar jawaban dengan suara yang sangat familiar baginya.
"Theresa Kingman berbicara, bolehkah aku berbicara dengan tuan Wilbert sang penjual daging?" Theresa sangat terkejut. Ia tidak bisa berbicara. Tiba-tiba ia merasa bahwa air mata turun dari pipinya dan ia menangis.
"Maafkan aku, mungkin aku salah sambung."
"Tunggu!" Theresa berteriak. Ia mengambil nafas dalam-dalam dan berbicara.
"Aku mohon.. Tolong.. Selamatkan.."
Theresa belum selesai mengucapkan kalimatnya dan terdengar suara ledakan yang keras dari seberang telepon. Dan sambungan telepon itu langsung terputus.
"Aku mohon, tolong selamatkan dia dari ledakan itu!" Theresa berteriak dengan sekuat tenaga.
Dia mencoba menelepon nomor itu lagi dan lagi, tapi yang ia dapat hanya pesan rekaman yang mengatakan bahwa nomor itu tidak lagi dalam pelayanan.

0 komentar:

Posting Komentar

 

The Dreamland Tree Copyright © 2010 | Designed by: compartidisimo