Selasa, 12 Januari 2016

Titik Merah

Titik Merah

Titik merah adalah sebuah cerita horor tentang seorang wanita yang mendapat sebuah luka aneh berwarna merah di lehernya setelah seekor laba-laba hinggap dilehernya. Cerita ini akan membuatmu lebih berhati-hati dan bergidik ngeri jika ada laba-laba disekitarmu. Cerita ini diambil dari cerita serupa yaitu Red Spot dengan beberapa tambahan agar membuat cerita ini lebih mengerikan.


Suatu malam, seorang anak perempuan sedang tertidur ketika seekor laba-laba merayap di atas ranjangnya. Laba-laba itu merayap menaiki tubuh sang gadis kecil itu dan berhenti dilehernya. Gadis kecil itu tertidur sangat lelap sehingga tidak menyadari adanya laba-laba di lehernya. Laba-laba itu cukup lama hinggap dilehernya hingga akhirnya laba-laba itu merayap kembali dan menghilang ke sudut ruangan.

Paginya, gadis kecil itu bangun dari tidur dan bersiap-siap untuk pergi kesekolah. Saat ia melihat dirinya didepan cermin, ia menyadari ada sebuah titik merah kecil dilehernya. Ia bertanya kepada ibunya tentang luka itu dan ia mendapat jawaban yang pasti bahwa itu adalah sebuah gigitan laba-laba yang akan hilang dengan sendirinya. Tanpa kekhawatiran yang berarti, ia membiarkan luka itu lalu pergi kesekolah.

Keesokan harinya, ia kembali melihat luka itu dicermin. Ia melihat bahwa luka itu semakin melebar dan membesar. Ia merasa sedikit gatal di sekitar luka itu. Jadi ia mengambil plester dan menutupi luka tersebut dengannya. Ia tak ingin kelihatan jelek karena luka menyebalkan itu.

Saat ia ingin tertidur, ia merasa gatal yang luar biasa diluka tersebut. Karena tak tahan ia mencabut plesternya dengan pelan dan melihat luka itu dicermin. Ia melihat bahwa luka itu sekarang berbentuk tonjolan merah seukuran bola kelereng. Ia tak menyangka bahwa lukanya akan semakin parah dan membesar dengan cepat. Maka ia memutuskan untuk memberitahu ibunya akan hal itu. Ia berlari kearah ibunya dan memberi tahu akan lukanya yang kian hari makin parah. Ibunya memeriksanya sebentar dan berkata bahwa itu juga sering terjadi. Biasanya setelah lukanya cukup besar, lukanya akan pecah dengan sendirinya, dan itu tak akan membutuhkan waktu yang lama. Tetapi jangan pernah memaksakan untuk memecahkan lukanya dengan paksa, jika begitu, lukanya akan menimbulkan infeksi. Gadis kecil itu pun kembali ke kamarnya dengan tenang.

Tengah malam, Gadis kecil itu bangun dengan wajah penuh keringat. Ia terlihat gelisah dan menahan sesuatu. Ia menyalakan lampu dan dengan cepat melihat dirinya didepan kaca. Lukanya tumbuh dengan sangat cepat. Sekarang benjolan lukanya sudah sebesar kepalan tangannya. Ia sangat terganggu akan hal itu. Apalagi dengan rasa gatal yang semakin menjadi-jadi ini. Ia merasa bahwa ada yang berjalan-jalan dibawah kulitnya saat ini. Ia masih ingat dengan pesan ibunya dan ia takut jika ia menggaruknya itu akan membuat lukanya pecah dan infeksi. Tetapi rasa gatalnya tidak bisa ia tahan. Ia mencoba untuk mengoleskan beberapa krim untuk menghilangkan rasa gatalnya tetapi rasa gatalnya tidak kunjung reda. Ia tidak tahan lagi, akhirnya ia pun menyentuh pelan benjolan tersebut dan menggaruknya pelan dengan ujung jarinya.

Keesokan paginya, sang ibu mencoba memanggilnya untuk sarapan pagi, tetapi sang gadis kecil tidak kunjung turun. Dengan wajah kesal ibunya mengetok pintu kamar anaknya dan memanggil namanya agar ia terbangun dari tidurnya. Beberapa kali sang ibu memanggilnya akhirnya ia naik pitam dan membuka paksa kamar itu. Setelah pintu itu terbuka sempurna, ia berteriak terkejut atas apa yang ia lihat. Ditengah kamar itu, terbaring anaknya yang sudah tidak bernyawa. Seluruh wajahnya tertutup darah yang mengalir dari benjolan dilehernya yang telah pecah. Dan yang lebih mengerikannya lagi adalah, dari lukanya, keluar puluhan anak laba-laba yang sedang menggerogoti leher anaknya.

0 komentar:

Posting Komentar

 

The Dreamland Tree Copyright © 2010 | Designed by: compartidisimo