Special Christmas Fear - Evil Santa
Satu cerita horor spesial untuk merayakan hari Natal. Cerita ini
menceritakan tentang seorang gadis yang menghabiskan malam Natalnya
untuk menghias pohon Natal sendirian di rumahnya. Setelah ia selesai
menghias pohon natal, ia kedatangan seorang tamu yang tak pernah ia
bayangkan. Seorang Santa Claus.
Hari ini adalah malam perayaan Natal dan seorang gadis Perancis berusia
11 tahun bernama Juliette menghias pohon Natal. Ibunya bekerja sebagai
perawat di rumah sakit setempat dan mereka berdua tinggal sendirian di
apartemen kecil di pinggiran kota Paris.
Malam itu, ibu Juliette mengatakan dia tidak akan pulang sampai larut
malam. Juliette terus menghias pohon dengan semua pernak-pernik yang
telah ibunya beli di toko. Dia mengantungkan beberapa lampu Natal
warna-warni di sekitar pohon dan menggantungkan hiasan indah di
cabang-cabang pohonnya. Setelah menempatkan miniatur malaikat di puncak
pohon Natal, ia akhirnya selesai mendekorasi dan duduk untuk bersantai
dan menonton TV.
Meskipun dia sendirian di apartemennya, Juliette merasa aman saat ia
menatap ke seberang jalan yang penuh dihiasi oleh lampu warna-warni.
Dari jendela, dia bisa melihat menara Eiffel dan Champs de Mars.
Sebagian besar penghuni lain di gedung apartemennya sudah pulang untuk
menghabiskan malam Natal dengan keluarga mereka di pedesaan. Gedung
apartemen itu hampir kosong.
Lama-kelamaan Juliette menjadi bosan menunggu ibunya untuk kembali.
Tiba-tiba, ia merasa mendengar suara mengetuk di pintu depan. Dia
mematikan televisi dan mendengarkan dengan seksama. Tetapi suara itu
tiba-tiba berhenti. Karena penasaran, ia perlahan-lahan mendekati pintu
dan melihat melalui lubang intip.
Yang mengejutkan, dia melihat seorang pria berdiri di luar, mengenakan
setelan merah dengan hiasan putih. Dia memiliki tubuh yang besar dan
gemuk dengan pakaian yang kotor, jenggot abu-abu dan mengenakan topi
merah di kepalanya. Dia mengetuk pintu dengan keras.
Gugup dan khawatir, dia bertanya melalui lubang intip di pintu, "Siapa disana?"
"Ini Santa Claus," jawab pria itu. "Biarkan aku masuk. Aku kedinginan, aku lelah dan aku lapar."
Juliette merinding ketakutan. Dia tidak bodoh. Dia tahu bahwa, siapa pun orang menyeramkan itu, ia bukan Santa Claus.
"Ibuku sedang tidak ada di rumah sekarang," katanya, suaranya gemetar. "Silakan kembali lagi nanti."
Mengintip melalui lubang intip, Juliete melihat mata pria itu penuh
dengan kemarahan dan senyum di wajahnya berubah menjadi seringai
kebencian. Dia mulai mengetuk pintu lebih keras dan memegang gagang
pintu.
"Ini Santa Claus, Juliette!" Geramnya. "Apakah kau sudah meletakkan
beberapa susu dan kue untukku, Juliette? Kau tahu Santa menyukai susu
dan kue! "
Gadis muda itu tenggelam dalam ketakutan. Bagaimana dia tahu namanya?
Kemudian orang itu mulai menendang dan mengebrak pintu. Juliette
mengintip keluar lagi dan melihat dia merogoh saku mantelnya dan
mengeluarkan pisau lipat. Dia mendorong pisau itu ke lubang kunci dan
mencoba untuk membukanya. Juliette sangat ketakutan. Dia tidak tahu apa
yang harus dilakukan.
"Jika kau tidak pergi, aku akan menelepon polisi," teriaknya.
Tiba-tiba, ketukan berhenti. Juliette berdiri dalam diam, takut untuk
bergerak. Beberapa menit berlalu dan ia mulai berpikir bahwa orang itu
mungkin telah pergi karena takut oleh ancamannya. Dia perlahan-lahan
mendekati pintu dan melihat melalui lubang intip untuk melihat apakah
orang itu benar-benar pergi. Lorong tampaknya kosong.
Tiba-tiba, ia melihat orang itu berjalan menyusuri lorong dengan kapak
di tangannya. Juliette menjerit dan berlari ke kamarnya dan mengunci
diri di lemari dengan panik. Dia berjongkok dan bersembunyi di balik
mantel, air mata ketakutan bergulir di pipinya. Dia mendengar bunyi
gebrakan yang keras ketika lelaki misterius itu mencoba untuk
menghancurkan pintu depan rumahnya. Terbentuklah lubang besar di pintu
dan lelaki misterius itu menerjang masuk.
Dengan tertawa, ia berseru, "Juliette! Di mana kau bersembunyi,
Juliette? Jangan takut! Kita akan merayakan malam natal ini dengan penuh
kegembiraan! Di mana kau bersembunyi? "
Penyusup gila itu berjalan di sekitar rumah, mencari Juliette yang
ketakutan. Juliette meringkuk di dalam lemari, gemetar ketakutan. Dia
berpikir apa yang penyusup misterius itu akan lakukan padanya.
Tiba-tiba, gagang pintu lemari bergerak naik dan turun. Kemudian, pintu mulai bergetar dan ia mendengar suara pria itu tertawa.
"Juliette, aku tahu kau di sana," katanya. "Buka pintu ini untuk Santa! Buka pintunya sebelum aku yang membukanya"
Pria itu mengayunkan kapaknya ke pintu lemari dengan kuat, merobek ke
dalam pintu kayu yang tipis. Juliette menjerit dan mulai menangis dengan
sedihnya.
Ada pukulan keras yang lain dan pintu lemari pun dalam sekejap menjadi
serpihan. Penyusup mengerikan itu mecabut pintu itu dari engselnya dan
mendorong kepalanya ke antara mantel dimana Juliette bersembunyi.
Penyusup misterius itu tertawa seperti orang gila ketika tangan besar
dan keriput nya menyambar gadis muda itu dengan ketakutan.
Dia menjambak rambut Juliette. Lalu ia menyeretnya, keluar dari lemari.
Pria itu mendorongnya ke tanah dan mencengkram erat leher Juliette,
membungkuk di atasnya. Mulutnya membentuk senyum aneh dan ia berbisik di
telinganya.
"Aku di sini untuk memutuskan apakah kau sudah menjadi anak yang baik
atau anak yang nakal. Juliette yang manis, kau bisa berteriak, menjerit
dan memohon, tetapi gadis-gadis nakal akan mendapatkan kapak dan anak
yang baik mendapatkan pisau."
Setelah tengah malam, ketika ibu Juliette kembali ke rumah. Dia melihat
pintu depan, keadaannya hancur mengenaskan. Ibu Juliette bergegas ke
dalam untuk mencari putrinya. Memandang sekeliling ruangannya yang
hancur dan berantakan, matanya berjuang untuk mencari putri
kesayangannya. Kemudian ia mulai berteriak ketakutan ketika melihat
pohon Natal dihiasi dengan isi perut Juliette dan kepalanya yang
terpenggal bertengger di puncak pohon Natal.