Rabu, 30 Desember 2015

CREEPYPASTA #1: THE TALK

"THE TALK"
"BICARA"






Source: Creepypasta.Jr. Youtube Channel

**************************************************

*Suara bip-bip-bip monitor jantung*

"...di mana aku?"

"Wow, tenanglah."

"...kenapa aku tak bisa melihat?"

"Mobil kita kecelakaan. Apakah kau tak ingat apapun, Jeremy?"

"Apa? Apa maksudmu?"

"Kau tidak ingat? Kita pergi naik mobil bersama-sama untuk liburan musim semi, ya 'kan?"


"Kepalaku pusing, aku tidak ingat. Coba kau yang cerita."

"Oke. Apa kau ingat? Beberapa hari yang lalu, aku mengajakmu pergi ke Utara untuk liburan musim semi, sekalian mengunjungi beberapa teman kita. Kau bilang iya. Kita langsung pergi malam harinya."

"Tunggu, kalau kita kecelakaan...apakah kau tidak apa-apa?"

"Aku tidak apa-apa. Lukamu yang paling parah. Dokter bilang kepalamu retak parah, itu sebabnya ada perban di sekeliling matamu. Saat kau menyetir, ada sesuatu di jalan yang membuatmu banting setir dan menabrak."

"Mobilku...baik-baik saja?"

"Tidak. Kurasa Dodge-mu akan bisa diperbaiki dalam sekejap."

"Aku tak bisa bergerak."

"Begini, saat kau dibawa masuk, kau sempat mengalami kejang, jadi dokter pikir lebih baik kau ditahan di tempat tidur."

"Tunggu, rasanya aku mulai ingat...mobil kita menabrak pepohonan di dekat hutan, 'kan? Bagaimana bisa kita ada di rumah sakit?"

"Kau ini bagaimana? Aku pakai ponselku, tentu saja."

"Tapi kita di daerah hutan. Bagaimana mungkin kau bisa mendapat sinyal?"

"Aku dapat, tapi sinyalnya memang lemah sekali. Tapi yang penting sekarang kau baik-baik saja."

"Yah...kurasa begitu. Trims, Brian."

"Sama-sama, sobat."

"Oke, sekarang jujurlah. Siapa kau sebenarnya?"

"Hah? Apa maksudmu?"

"Nama temanku bukan Brian, tapi Brandon."

"Oh..maaf, kurasa aku sedang capek. Aku salah sebut nama."

"Dan kau memanggilku Jeremy. Brandon selalu memanggilku Jay sejak kami masih kecil. Dan mobilku bukan Dodge, tapi Ford."

"Begini, sobat, mungkin sebaiknya kau istirahat saja. Kau sedang capek, itu jelas...."

"Aku mau bertemu dengan dokternya!"

"Sayangnya tidak bisa. Aku satu-satunya yang ada di sini."

"Apa maksudmu?"

"Sebenarnya, kita tidak di rumah sakit."

"Jadi...di mana kita?"

"Di rumahku, tak jauh dari tempat kau menabrak."

"Apa yang kau lakukan pada Brandon!?"

"Wah, tadinya kuharap kau akan langsung tidur, dan bukannya jadi terlalu pintar seperti ini."

"Apa yang kau lakukan!?"

"Padahal aku sudah susah payah meniru suara Brandon, tapi kurasa aku harus menghabiskan lebih banyak waktu mencari informasi yang lebih akurat."

"BRANDON!"

"Tidak usah repot-repot. Dia tak bisa mendengarmu kalau kepalanya sudah tidak ada."

"Bajingan kau."

*Terdengar suara benda logam diasah*

"Begini ceritanya; kau dan temanmu asyik bermobil, jelas-jelas tidak terlalu memerhatikan jalan. Aku melempar bangkai binatang ke jalan, lalu kau banting setir dan menabrak. Kau pingsan, tapi temanmu yang bawel itu lebih sulit ditenangkan."

"Brengsek, kau."

"Ya, dia juga bilang yang sama sebelum lehernya kupotong."

"Kenapa? Kenapa kau melakukan ini?"

"Begini; persediaan makanan musim dinginku tak sengaja terbakar, jadi aku harus segera mencari sumber makanan baru."

"Jadi itu maumu? Kalau ya, mengapa aku masih dipasangi monitor jantung ini!?"

"Karena kupikir daging hidup lebih baik daripada daging yang sudah mati."

END

EVERY CHILD'S FEAR

EVERY CHILD'S FEAR
KETAKUTAN SETIAP ANAK




Source: Creepypasta.com

***
Kau masih ingat perasaan itu bukan?

Perasaan bahwa kau tengah di awasi, Perasaan bahwa jika kau bergerak sedikit saja maka kau akan mati. Ya, semua orang pernah memiliki rasa takut itu saat masih menjadi anak-anak…

Kau terbangun di malam hari, lalu tidak bisa tidur lagi. Kau mencoba senyaman mungkin membolak-balik tubuhmu berusaha menemukan posisi yang bagus agar kau bisa terlelap kembali dalam tidurmu, sampai akhirnya kau menyerah, tidak ada cara untuk bisa terlelap dalam waktu yang singkat, sehingga akhirnya kau beralih ke sisi lain, dimana kau menatap ke jendela.. kau bisa menyaksikan lampu jalan, pohon-pohon yang berdiri sunyi, semua tampak begitu aneh ketika malam. Kau mencoba menjaga pikiranmu agar tetap rasional tanpa bumbu sesuatu yang begitu mengerikan, mengingat bahwa kau masih membutuhkan waktu untuk tidur, dan saat itulah… perasaan itu muncul.

Perasaan yang membuatmu seperti harus lebih waspada dari sebelumnya, dimana selimutmu terasa lebih

dingin dan yang lebih buruk, aku tahu.. seperti, ada sesuatu yang tengah mengawasimu. Kau ingat ini adalah malam, dan malam adalah dimana ketakutan begitu lebih kuat dan selalu menekan, kau merasa seolah-olah sedang di awasi, sesuatu yang mengawasi namun kau tidak bisa melihatnya secara langsung, hanya saja, kau yakin.. kau tahu bila kau memang di awasi. Kau ingin pindah dari tempat itu namun kau tahu kalau itu tidak mungkin, karena bila kau memaksa untuk melakukanya, maka sesuatu yang buruk akan menimpamu, akhirnya dengan terpaksa kau membuat dirimu tetap tenang dan diam, sembari berharap dia tidak akan mengawasimu lagi.

Ketika kau berbaring di atas tempat tidurmu, terlalu terbawa dalam ketakutanmu, kau teringat dengan selimutmu. Kalau saja, kau bisa meraihnya kemudian dengan cepat segera menutupi wajahmu bahkan tubuhmu agar kau lebih aman. Aman dari sesuatu yang jahat yang masih mengawasimu dan sekarang, kau berhasil. Kau menyembunyikan semua ketakutanmu di bawah selimut keselamatanmu, lalu kau jadi ingat.. bila apa yang sedang menimpamu hanyalah sebagian dari imajinasi liarmu tentang ketakutan, tentang bahwa kau menciptakan ilusi seolah-olah memang ada makhluk lain yang mengawasimu entah di celah almarimu, atau di sudut kamarmu, bahkan di depan pintu kamarmu, jadi, kau mulai terkekeh dan mengatakan betapa konyolnya dirimu, sekarang kau tidak takut lagi, dan membiarkan selimutmu tetap menghangatkan tubuhmu dan perlahan-lahan kau tertidur kembali dengan nyaman.

Apa yang terjadi tentang ini adalah hal biasa yang selalu di alami oleh setiap anak, kemudian Orang tua kita akan mengatakan bahwa itu hanya pikiran liar kita tentang makhluk mengerikan yang tinggal di kamar kita, jadi mereka meminta kita untuk tidur lagi dan tidak memikirkan itu kembali, karena apa yang kita takutkan sebenarnya tidak pernah ada. Namun , mereka salah… karena apa yang mereka tidak tahu adalah bahwa ketika anak-anak bersembunyi di dalam selimut mereka, berharap selamat dari makhluk yang mengawasi mereka dari atas selimut namun yang sebenarnya terjadi, apa kau tahu bahwa sebenarnya mereka ada di dalam selimutmu….

The Shadow in the Doorway

Saya suka mitos, legenda perkotaan, cerita paranormal dan sejarah misteri dijelaskan dan fenomena. Sebagai seorang anak, saya aktif mencari buku dan artikel tentang topik, tidak peduli seberapa samar-samar terkait. 20 tahun, saya masih menikmati menggali cerita-cerita yang tidak diketahui. Perbedaan yang, 20 tahun yang lalu saya tidak memiliki akses ke dunia web yang luas indah. Hari-hari ini, saya benar-benar memiliki dunia yang penuh mitos, legenda dan cerita di ujung jari saya dan begitu, saya sering menikmati lama Googling sesi, yang didedikasikan untuk menyerap informasi sebanyak saya bisa. Saya tertarik dengan yang tidak diketahui; itu berarti bahwa ada hal-hal yang belum ditemukan dan misteri yang harus dipecahkan.
Ia selama salah satu dari banyak binges misteri saya, saya datang di kisah Hat Man - bentuk bayangan Person. Aku sengaja menemukan legenda Shadow Orang benar-benar kebetulan, mengklik link acak di Wikipedia. Tapi itu artikel terkait tentang Hat Man yang menggelitik minat saya sangat. Ini membangkitkan memori aktif panjang dari dalam kedalaman pikiran saya. Berikut ini adalah penjelasan tentang pertemuan saya dengan apa yang sekarang saya yakini sebagai Hat Man.
Saya tidak ingat berapa umur saya - sekitar 4 atau 5 - tetapi harus sudah cukup larut malam. Orang tua saya telah pensiun untuk malam dan rumah itu benar-benar gelap. Satu-satunya sumber cahaya adalah mencuci lembut cahaya bulan penyaringan melalui tirai tipis ke kamarku. Aku berbaring di tempat tidur atas dari tempat tidur ayah saya telah dibuat untuk kita; tempat tidur bawah diduduki oleh adik saya, yang telah tidur nyenyak selama berjam-jam. Itu hampir Natal dan aku berbaring terjaga, merenungkan kompleksitas dunia - sesuatu yang telah menjadi sedikit dari kebiasaan selama bertahun-tahun. Meskipun, itu mungkin seluk-beluk besar saya mencoba untuk mencari tahu dalam pikiran saya ada hubungannya dengan berapa lama itu sampai Natal, pada malam tertentu.
Saat aku sedang menatap langit-langit, benar-benar muncul di pikiran saya sendiri, saya tiba-tiba menyadari perasaan menyebar melalui tubuh saya. Rasa dingin naik bagian belakang leher saya, membuat rambut saya berdiri. Jika saya telah dekat dengan jatuh tertidur, aku terjaga sekarang. Aku menahan napas dan meletakkan batu masih, berusaha mendengar sesuatu yang akan memberi saya petunjuk mengenai apa itu yang menempatkan saya di tepi begitu tiba-tiba. Aku mendengar apa-apa, selain pernapasan berirama dalam kakakku dari tidur bawah. Ketika saya bisa menahan napas lagi, aku membiarkannya pergi sepelan mungkin bisa. Aku tidak bisa mendengar sesuatu yang luar biasa, sehingga, setelah beberapa menit petelur yang masih mungkin, saya memutuskan untuk menggulung ke samping saya, jadi saya bisa melihat keluar dari pintu kamar tidur, ke lorong. Saya melakukan ini sedemikian rupa bahwa itu akan terlihat, untuk siapa saja yang mencari di pada saya, seolah-olah aku berguling dalam tidur saya; hanya dalam kasus salah satu dari orang tua saya datang dan memberi saya earful karena tidak tidur, karena saya seharusnya.
Seperti yang saya menyelesaikan manuver ahli saya, saya mendengar suara di lorong. Kedengarannya seperti langkah kaki, yang lega - itu hanya ayah saya, memeriksa sesuatu di rumah. Tapi, sebagai langkah mendekat ke pintu kamar tidur saya, gelombang kegelisahan dicuci lebih lagi. Ayah saya selalu sangat berhati-hati tentang menjadi setenang mungkin, ketika berjalan di sekitar setelah lampu keluar, agar tidak membangunkan orang. Mendengarkan set tertentu dari jejak, saya bertanya-tanya apakah mungkin ini adalah ibuku, sebagai pelaku tampaknya membuat tidak ada upaya untuk menutupi suara mereka.
Saya merenungkan rasa ingin tahu ini, sebagai sosok muncul dari lorong dan datang ke berhenti di ambang pintu kamarku. Sekali lagi, saya menemukan diri saya menahan napas, berusaha untuk menjadi seperti masih mungkin. Angka tersebut berdiri di ambang pintu, bernapas cukup keras. Itu pasti seorang pria, dilihat dari suara pernafasan. Untuk beberapa saat, aku santai, berpikir bahwa itu adalah ayah saya setelah semua. Aku mulai bernapas lagi dan menutup mata, pura-pura tidur. Tapi suara napas yang tinggal di ambang pintu. Aku membuka mata lagi dan mengambil gambar di depan saya. Darah saya berlari dingin. Ayah saya tidak terbiasa berlama-lama di depan pintu. Juga, ayah saya adalah tempat di dekat setinggi kusen pintu, ia juga tidak memakai - atau bahkan sendiri - topi lebar bertepi. Aku tinggal sebagai masih mungkin, berharap bahwa angka tidak bisa melihat bahwa aku terjaga. Dengan monolog berjalan melalui pikiran saya, saya teringat garis dari lagu Natal, "Dia melihat Anda ketika Anda sedang tidur, dia tahu ketika Anda terjaga." Aku tersenyum sendiri - angka di pintu adalah Santa Claus dan dia menunggu saya untuk jatuh tertidur! Tentu saja! Itu masuk akal, yang begitu dekat dengan Natal.
Aku memejamkan mata sekali lagi, siap untuk jatuh tertidur. Sekali lagi, saya mendapat perasaan kegelisahan. Rambut di leher saya berdiri di akhir, sekali lagi. Sesuatu yang tidak cukup pas tentang kesimpulan itu. Santa tidak memakai topi lebar bertepi. Juga, saya cukup yakin bahwa dia tidak pernah digambarkan sebagai tinggi dan luas dipikul. Sosok di ambang pintu pasti tidak melihat - atau merasa - sangat Santa-ish sama sekali. Mataku menembak terbuka lagi. Aku harus mencari tahu yang berdiri di ambang pintu. Bahkan dengan penyaringan cahaya masuk melalui tirai, saya tidak bisa melihat rincian dari gambar. Mataku telah disesuaikan dengan cukup baik dengan kegelapan sekarang dan saya bisa melihat hanya tentang segala sesuatu di sekitar angka ini. Tapi siapa pun yang berdiri di ambang pintu mungkin juga telah bayangan. Satu-satunya hal yang mengatakan kepada saya bahwa ini bukan bayangan, adalah napas berat yang menyertai gambar. Sama seperti saya merasa bahwa saya tidak bisa berbaring diam lagi, sosok bayangan mengambil satu napas terakhir dalam dan surut dari ambang pintu, seakan mencair menjadi kehampaan.
Pada tahap ini, banyak anak-anak mungkin akan berteriak untuk orang tua mereka atau, setidaknya, dilemparkan selimut mereka di atas kepala mereka. Saya melakukan satu pun dari hal-hal. Sebaliknya, aku berbaring di sana, merenungkan misteri baru saya malam, Natal lupa, sampai aku tertidur. Aku ingat meminta kedua orang tua saya, hari berikutnya, apakah mereka telah menghabiskan waktu mencari di atas saya dan kakak saya malam sebelumnya. Mereka meyakinkan saya, setiap kali saya diperiksa mereka tentang hal itu, bahwa mereka tidak berada di dekat kamar tidur saya malam sebelumnya. Saya kira, setelah beberapa saat, aku hanya semacam menyepelekannya. Itu tidak terjadi lagi sama sekali. Sesekali, memori akan muncul dalam pikiran, terutama selama saya renungan malam hari. Namun, saya berpikir tentang hal itu kurang dan kurang seiring dengan berjalannya waktu dan, sampai aku melihat gambar yang menyertai artikel Wikipedia pada Hat Man, aku hampir lupa sama sekali. Sampai hari ini, saya tidak tahu apa itu - apakah itu adalah salah satu orang tua saya tidur sambil berjalan, seseorang yang tidak dimaksudkan untuk berada di rumah, makhluk gaib atau sebaliknya - tetapi gambar dari Hat Man hampir persis apa Saya ingat di pintu saya.




Source : creepypasta.com

MOMMY "RIDDLE"

"MOMMY"
"IBU"
Malam natal tahun ini sangat menyedihkan untukku, aku selalu mengingat kematian ibuku seminggu yang lalu. Aku terus menangis hingga mataku bengkak, hari ibu tahun ini pun yang bisa menenangkanku, ibu yang sekarang terbujur kaku masih tersenyum saat hari ibu. Aku memberikannya hadiah berupa kalung dari mantan dukun untuk ibuku pada hari ibu dan itu menjadi hadiah terakhir yang aku berikan. Saat ibu memakai kalung itu, aku melihat leher ibu berbeda dari biasanya dan ibu pergi secara tiba-tiba. Aku hanya menangis sambil memegang foto kenanganku bersama ibu.

PSYCHO "RIDDLE"

"PSYCHO"
Aku tinggal di apartment tingkat delapan, aku tinggal di lantai teratas. Malam itu, seorang pemuda yang terkenal karena suka berbohong berteriak membangunkan semua orang.
“Ada apa denganmu?” Tanya seorang bapak.
“Ada psikopat di lantai tujuh apartment. Dia ingin membunuhku.” Ujar pemuda tersebut.
“Haruskah kami percaya?” Tanya bapak itu lagi.
“Aku serius, nyawa kita menjadi taruhan.” Ujar pemuda tersebut.
“Tapi ini masih sangat malam, jadi yang tinggal dilantai tujuh, check dahulu semua ruangan sebelum tidur”. Ujar bapak tersebut.
Semuanya bubar kembali ke kamar. Aku merasa kasihan dengan orang yang tinggal dilantai tujuh. Pasti mereka sangat ketakutan. Puji syukur aku tidak tinggal dilantai tujuh.
Saat aku memulai tidur, tiba-tiba terdengar suara teriakan keras dilantai bawah. Aku mendengar semua orang berlari, namun aku tidak mau kesana, aku takut dan tidak berani untuk melihat kejadian yang mungkin sedang terjadi disana.

SIGHTSEEING PATHETIC "RIDDLE"

"SIGHTSEEING PATHETIC"
"TAMASYA MENYEDIHKAN"
Aku dan teman sekolahku akan pergi bertamasya. Kami menyewa empat bus, kami sangat senang dengan perjalanan kali ini.
Karena bus membutuhkan persediaan bahan bakar yang banyak, bus kami yang terdiri dari tiga puluh orang siswa pun menuju SPBU. Menunggu dua bus di depan bus kami sangatlah lama, lalu aku menghabiskan waktu untuk bermain HP. 
Saat di perjalanan, aku melihat bus adik kelas dibelakang, mereka tampak ceria sampai akhirnya aku melihat salah satu bus dibelakang tertimpa longsor gunung. Aku menangis sedih, aku juga melihat bus yang mengangkut adik kelasku sangat panic melihat keadaan bus di depannya. Bus yang kami tumpangi dan bus di depan bus kami tidak mau berhenti, aku pun mengikhlaskan kejadian tersebut.
Saat melanjutkan perjalanan, aku tidak sengaja menghitung jumlah orang yang ada di bus, jumlah nya berlebih satu, aku mengulangi menghitung, dan tetap lebih satu. Aku pun menyadarinya, aku mulai takut dan hanya bisa menangis.

The Clown

THE CLOWN
 
BADUT
 
1
2
Kisah nyata ini menimpa Lee Da In, seorang artis cantik asal Korea. 
Suatu hari, Da-In menerima SMS misterius dari salah satu fansnya. 
“Aktris terbaik tahun ini: Lee Da-In! – 486” 
Karena ia menerima SMS ini saat ia belum begitu terkenal, ia merasa sangat senang dan membalasnya, “Terima kasih. Tapi apa artinya 486?” 
“Artinya aku sangat mencintaimu.” 
Da-In pertama sangat tersanjung membacanya. Namun lama-kelamaan SMS-SMS menjadi cukup menakutkan. 
Suatu hari, Da-In memakai baju merah ke tempat kerjanya. 
“Kau terlihat cantik dengan baju merah – 486” 
Da-In merasa ketakutan, jadi ia meminta manajernya untuk mengantarnya pulang. 
“Akhirnya kamu pulang juga. Tapi siapa laki-laki yang bersamamu?”
Da-In yang ketakutan akhirnya mengganti nomernya. Namun SMS baru muncul di nomer barunya.
“Selamat atas nomer barunya – 486” 
Da-In segera pulang awal gara2 SMS itu. Ia merasa lebih aman di rumah. Begitu sampai di rumah, ia segera mengunci seluruh pintu dan jendela dan pergi mandi. Selesai mandi, ia menemukan sebuah pesan di telepon genggamnya. Bukan SMS, namun kali ini MMS. 
Ada sebuah video dikirimkan padanya. Dari 486. 
Da-In awalnya ketakutan, namun akhirnya rasa ingin tahu mengalahkan rasa takutnya itu. 
Ia memutar videonya dan melihat gambar seorang berpakaian badut tengah berputar-putar.
 
 
20111130161032_44466798_0400x2273
Ia ketakutan setengah mati dan malam itu juga, ia keluar dari rumahnya dan memutuskan pindah, tanpa membawa sesuatu apapun. 
Bukan gambar badut menyeramkan itu yang membuatnya ketakutan. 
Namun kenyataan bahwa tempat badut itu berada di dalam rekaman video itu adalah kamar tidur Da-In sendiri.

The Lake

THE LAKE
 
DANAU
 
dark_pond_by_arosewithoutthorns-d4q5i5i
CERITA 1 (Meksiko)
 
Ada takhyul di Meksiko yang mengatakan: jangan pernah membicarakan rencana dengan keluarga atau temanmu di luar rumah pada saat hari gelap. Sesuatu yang menunggu di dalam gelap mungkin bisa mendengarnya ... 
Alkisah hiduplah seorang pemuda nelayan bernama Jose yang memiliki kekasih bernama Raven. Suatu malam, Jose mengantar Raven pula dengan berjalan kaki, melewati hutan. 
“Hei, bagaimana jika kita pergi ke dernmaga besok untuk mencari ikan. Tapi harus pagi-pagi sekali.” Usuk Jose. 
“Aku setuju. Pasti asyik. Aku akan ke rumahmu jam 5 subuh, oke?” 
“Baiklah.” Mereka keua pun berpisah. Malam itu Jose tertidur dan sudah tak sabar lagi menantikan esok pagi. 
Keesokan harinya, Jose terbangun oleh suara di luar jendelanya. 
“Jose, ayo bangun! Ini aku!” 
Jose mengenali suara kekasihnya dan membuka jendela. Ia melihat Raven sedang berdiri di tengah kegelapan. Jose kemudian mengecek jam wekernya. 
“Ini baru jam setengah lima, kamu kepagian!” kata Jose sambil mengusap-usap matanya dan menguap. 
“Ayo kita berangkat sekarang! Keburu terang.” 
“Oke, oke sebentar ya...” Jose pun bangun dan mengganti bajunya, lalu mengendap-endap keluar agar tidak membangunkan kedua orang tuanya.
Namun begitu ia tiba di luar rumah, ia melihat Raven sedang berlari ke arah dermaga. 
“Raven, tunggu!” Jose mulai berlari mengejarnya. 
Namun sekeras apapun Jose memanggil, gadis itu tak sekalipun berhenti, bahkan menoleh. 
Jose merasa ada sesuatu yang aneh. Raven tak pernah melakukan hal seperti ini sebelumnya. 
Hingga ketika mereka sampai di dermaga, barulah Raven berhenti berlari. Jose berhenti berlari pula dan dengan terengah-engah ia bertanya, “Ada apa denganmu?” 
Namun raven sama sekali tak menjawab, bahkan masih membelakangi Jose, tanpa sedikitpun menunjukkan wajahnya. 
Tiba-tiba saja, tanpa peringatan, Raven menceburkan dirinya ke dalam laut. 
“Jose...tolong aku...tolong!” jerit Raven sambil meronta-ronta dalam air. 
“Raven...Raven...dimana kamu?” Jose tak bisa melihat dengan jelas karena gelap. Namun ia bisa mendengar dengan jelas suara kecipuk air. 
“Jose...ayo tolong aku...cepat...” 
Jose hendak menceburkan dirinya ke laut ketika ia tersadar. 
Raven adalah anak nelayan. Ia bisa berenang dengan baik. 
Jose terdiam sebentar, ragu. 
“Jose, tolong aku... kumohon...” 
Namun firasat Jose mengatakan ada sesuatu yang tidak beres. Dengan ketakutan, ia berbalik dan berlari dengan sangat kencang ke rumahnya. Sesampainya di kamarnya, ia langsung meringkuk di bawah selimutnya dengan tubuh merinding. Beberapa saat kemudian, karena kelelahan, iapun tertidur pulas. 
Pagi itu ia terbangun oleh suara seorang gadis di luar rumahnya. 
“Jose, apa kau sudah bangun?” 
Jose memeriksa jamnya, sudah jam 5.30. 
Raven berkata lagi dengan suara riang, “Maaf ya aku telat.”
***

CERITA 2 (Jepang)
 
Suatu hari, aku berwisata ke Danau Honsu bersama temanku. Ia adalah penduduk asli daerah sana dan ia sangat mengetahui seluk beluk danau itu. Malam itu kami berjalan-jalan di tepi danau, tapi ia mengingatkanku bahwa apapun yang terjadi, aku harus mengikuti semua perkataannya. 
Tiba-tiba malam itu, di tengah danau, aku melihat seorang wanita berteriak minta tolong. 
“Tolong aku...tolong aku...” jeritan wanita itu memecah malam. Air di sekelilingnya tampak beriak karena ia terus meronta di dalam air. Tangannya mencoba menggapai udara di atasnya. 
Aku hendak menceburkan diriku ke dalam air untuk menyelamatkan ketika temanku itu mecegahku. 
“Jangan!” 
“Apa yang kamu lakukan? Kita harus menolongnya!” 
“Jangan! Perhatikan saja!” perintahnya. Ia menatapku dengan wajah serius, sehingga akhirnya akupun menurutinya. 
Wanita itu terus berteriak minta tolong hingga akhirnya setelah ia menyadari kami takkan menolongnya, ia hanya terdiam di sana. Di tengah danau. Ia berhenti meronta dan berteriak, ia seakan berdiri di dalam air, menatap kami. Namun air danau di tengah sana pastilah terlalu dalam untuk dipijak! 
Yang kuingat, ia terus menatap kami degan pandangan marah. Akupun meninggalkan tempat itu bersama temanku dengan ketakutan. Yang pasti pengalaman itu takkan pernah kulupakan dan aku sama sekali tak ingin tahu, siapa atau apa sebenarnya wanita yang muncul di depanku malam itu.

Handprints

HANDPRINTS
 
SIDIK JARI
 
tumblr_lryms4G3Gt1qe5r69o1_500
Suatu malam, seorang pemuda yang tengah mengendarai mobilnya memasuki sebuah terowongan. Terowongan itu amat gelap sehingga ia tak bisa melihat apapun. Ia hanya bisa melaju lurus dan berharap ia akan segera sampai ke ujung terowongan itu. 
Tiba-tiba ia mendengar suara “Bam bam!” seperti ada ratusan tangan yang menggedor-gedor mobilnya. Dengan ketakutan, pemuda itu menepikan mobilnya ketika ia sampai di ujung terowongan. 
Wajahnya pucat karena ketakutan ketika ia melihat bekas telapak2 tangan mengotori jendela mobilnya. 
Tak mungkin hantu, pikir laki2 itu. Mungkin seseorang yang usil di dalam terowongan. 
Ia berusaha menggosoknya dengan bajunya, namun tak berhasil. Ia tak bisa membersihkan bekas telapak2 tangan itu. 
Akhirnya ia menuju ke sebuah tempat pencucian mobil dan meminta para petugasnya di sana untuk membersihkannya. 
Namun beberapa menit kemudian, para pegawai tempat cuci mobil itupun menyerah dan menghampirinya. 
“Bagaimana, kalian bisa membersihkannya.” 
“Pak, kami tak bisa membersihkannya dari luar.” 
“Kenapa?” tanya pemilik mobil itu. 
“Karena mereka berasal dari dalam mobil.”

Help Me !!!

HELP ME!!!
 
TOLONG AKU
 
20081230122537_help me
Seorang gadis sedang menjaga adik laki-lakinya ketika terdengar berita dari radio. 
“Diberitahukan kepada seluruh warga agar berhati-hati. Seorang maniak telah melarikan diri dari penjara. Dia sangat berbahaya, diharapkan semua warga waspada. Apabila anda berada di luar rumah, cepatlah pulang dan kunci semua pintu dan jendela. Kami ulangi, dia sangat berbahaya!” 
Sang gadis bergidik ngeri mendengar berita itu. Saat itu larut malam dan di luar hujan deras. Ia segera memanggil kedua orang tuanya yang sedang pergi malam itu. 
“Ya, kami juga mendengar berita itu dari radio. Kami akan segera pulang.” Sahut sang ayah, “Kunci semua pintu dan jendela! Jangan biarkan siapapun masuk, mengerti!” 
Gadis itupun menuruti perintah orang tuanya dan mengunci semua pintu serta jendela. Adik laki-lakinya mengikutinya dari belakang. 
Tiba-tiba terdengar suara gedoran di pintu depan. 
Kedua anak itu terkejut setengah mati. Sang gadis hendak mendekati pintu, namun sang adik menghentikannya. 
“Jangan, Kak!” 
“Tolong! Tolong aku!” terdengar seruan dari depan pintu. Terdengar seperti suara seorang lelaki. 
“Jangan dibukakan! Siapa tahu itu si pembunuh itu.” Ujar sang adik ketakutan. 
Namun gedoran itu makin keras, “Kumohon....tolong aku...” 
Terdengar rasa putus asa di suaranya. Gadis itu tahu, tak mungkin ada orang yang bisa memalsukan suara seperti itu. 
Gadis itupun bergerak ke pintu dan membuka kuncinya. 
“Tidak, jangan ...” pinta sang adik. 
“Orang itu tak mungkin berpura-pura. Siapa tahu ia diserang dan membutuhkan pertolongan ...”
Dan iapun membuka pintu itu. 
***
Sejam kemudian, orang tua mereka sampai di rumah. Mereka panik begitu melihat pintu depan terbuka. Begitu masuk, sang ayah langsung terkena serangan jantung. Sang ibu langsung gila begitu melihat pemandangan mengerikan di ruang tamu. 
Kedua anak mereka tewas. Tubuh mereka dicacah-cacah dan terdapat sebuah tulisan dari darah di dinding. 
“Tolong aku! Aku tak bisa berhenti membunuh! Kumohon tolong aku!”

Security Guard "Urban Legend Dari Indonesia"

 “SECURITY GUARD”
 
“SATPAM”
security-guard
Larut malam, dua orang mahasiswi sedang sibuk mengerjakan tugas mereka di perpustakaan. Ketika mereka sedang sibuk di depan laptop mereka, seorang satpam mendekati mereka dari belakang.
“Perpustakaan sudah hampir tutup.” Kata satpam itu, “Kenapa kalian belum pulang?”
“Kami harus mengumpulkan tugas ini besok pagi jam 7 pak.” Jawab salah satu mahasiswi itu, “Maaf, bisakah kami berada di sini sejam lagi? Kami yakin kami akan menyelesaikannya sebentar lagi.”
“Baik, kalau begitu ada baiknya aku menemani kalian di sini sampai tugas kalian selesai,” jawab satpam tersebut, “Aku akan berdiri di sini untuk memastikan kalian aman.”
Kedua gadis itu merasa sangat berterima kasih pada satpam tersebut. Mereka bisa menyesaikan tugas mereka tanpa takut suatu apapun karena satpam tersebut berjaga di belakang mereka. Hingga saat mereka akan menulis kesimpulan, tiba-tiba ...
“Tok ...”
Salah satu gadis tersebut menjatuhkan pensilnya. Pensil itu menggelinding hingga ke dekat tempat dimana satpam itu berdiri. Ketika gadis itu membungkuk untuk mengambil pensil tersebut, ia melihat sesuatu yang sangat menakutkan.

Dalam keadaan ketakutan, gadis itu memungut pensilnya dan segera mengepaki barang-barangnya.
“Ayo kita pulang!” kata gadis itu pada temannya.
“Kenapa, kita kan belum selesai?”
“Pokoknya kita pulang sekarang!” gadis itu memaksa.
“Tidak! Aku mau menyelesaikannya dulu.”
“Terserah kamu lah.” Ia segera pergi dari sana dengan terburu-buru, tanpa sedikitpun menoleh pada satpam itu. Dengan terpaksa ia meninggalkan temannya itu sendirian di sana bersama petugas keamanan itu.
Dengan keheranan dan agak kesal, gads satunya meneruskan pekerjaannya. Dua menit kemudian, telepon genggamnya berbunyi. Ada pesan SMS masuk dari nomor temannya yang barusan pergi itu.
“Jatuhkan pena ke belakangmu lalu ambil. Kamu akan mengerti.”
Gadis itu kebingunan menerima SMS, tapi tetap saja ia melakukannya. Ia menjatuhkan penanya dan membungkuk untuk mengambilnya.
Lalu iapun melihat sesuatu yang sangat mengerikan.
Kaki sang satpam itu melayang tanpa sedikitpun menyentuh tanah.
Gadis itu hendak berteriak karena ketakutan, namun ia menutup erat mulutnya dengan kedua tangannya. Setelah menenangkan dirinya, iapun menaruh kembali penanya ke atas meja lalu segera mengepaki barang-barangnya.
“Kamu mau pulang? Bukannya tugasmu belum selesai?”
Suara sang satpam itu membuat gadis itu bergidik ngeri.
“Ya...ya pak, tapi saya harus pulang...tadi ada SMS ada ibu saya menyuruh saya segera pulang...” gadis itu mencoba menyembunyikan ketakutannya.
Saat gadis itu hendak pergi, satpam itu mendekat dan membungkuk di belakang gadis itu.
Ia berbisik tepat di telinga gadis itu.
“Jadi kamu pulang bukan karena kamu tahu aku ini apa?”

A Black Joke

“A BLACK JOKE”
 
“LELUCON SADIS”
m198904260001
 
Malam itu adalah malam yang dingin pada tanggal 1 April.
Seorang pria berdoa di depan ruang operasi.
“Ya Tuhan, tolong selamatkan istri dan anakku yang akan lahir.”
Istri pria itu sedang menjalani bedah caesar. Namun kondisi istrinya sangat lemah sehingga para dokterpun ragu bahwa ia akan selamat menjalani prosedur tersebut.
Sepanjang malam, pria itu terus berdoa untuk istri dan anaknya yang belum kunjung lahir.
Waktu terasa berjalan sangat lambat hingga akhirnya pintu operasi itu terbuka dan sang dokter keluar dengan senyum lebar di wajahnya.
“Selamat atas kelahiran anak anda! Baik istri dan anda selamat!”
Wajah pria itu dipenuhi air mata kebahagiaan dan iapun segera masuk ke ruang operasi.
Namun yang ia lihat justru sebaliknya.
Istrinya tergeletak tak bergerak di meja operasi, bersimbah darah. Begitu pula bayinya, masih dengan tali pusar menempel, sama sekali tak bergerak di atas perut ibunya.
“April Mop!!!” teriak sang dokter dari belakangnya.

Mmmmmmmm....

“MMMMMMMMM....”
 
(cerita ini adalah sebuah RIDDLE)
100326-whispering-small
 
Peristiwa ini terjadi di rumah yang masih aku tepati hingga saat ini.
Tempat dimana aku tinggal tidak memiliki sejarah yang menyeramkan dan keluargaku juga telah tinggal di sini selama beberapa generasi. Oleh sebab itu, aku tak pernah membayangkan kejadian menakutkan seperti ini bisa terjadi.
Tapi akhir-akhir, kapanpun aku sedang duduk di ruang tamu, siang atau malam, aku selalu mendengar suara seorang wanita bergumam,
“Mmmmmm...mmmmm....mmmmm....”
Walaupun tak ada siapapun di sana kecuali aku.
Awalnya suara itu terdengar lirih dan jauh, namun lama-kelamaan suara itu semakin dekat dan jelas terdengar,
“Mmmmmm...mmmmm....mmmmm....”
Suara itu makin mendekat dan mendekat ....
Jadi kapanpun aku mendengar suara itu, aku langsung memanjatkan doa secara berulang-ulang hingga suara itu akhirnya menghilang.
Cara itu selalu berhasil.
Suatu hari aku membeli album terbaru dari band favoritku. Aku sangat menantikan dan ketika sampai di rumah, aku segera memainkannya lewat headphone-ku.
Setelah aku selesai mendengarkan isi albumnya hingga selesai, aku merasa sangat puas. Aku akhirnya membuka headphone-ku dan tepat di telingaku aku mendengar suara,
“Mmmmmmmmmmmmmmmm....”

Washing Face

  “WASHING FACE”
 
“MENCUCI MUKA”
(cerita ini adalah sebuah RIDDLE)
faucet-dripping
 
Waduh kacau, tanpa sadar hari sudah siang begini. Aku harus segera berangkat. Lima menit lagi sudah jam masuk kantor, namun aku belum mencuci wajahku. Jadi aku segera masuk ke kamar mandi dan mencuci wajahku.
Aku membuka keran air dan segera mencipratkan air ke wajahku. Kemudian aku menuang sabun ke tanganku dan menggosoknya. Aku lalu menyebarkan busanya ke seluruh wajahku sambil memijit-mijitnya pelan.
Suara air yang masuk ke dalam saluran air wastafel terdengar bergema hingga ke penjuru kamar mandi. Aku sendirian saat itu.
Setelah selesai menyabuni wajahku, aku segera meraih air untuk mencuci busanya.
Hah? Apa? Dimana airnya?
Waduh..waduh...sabunnya mulai masuk ke mataku. Bisa tambah perih jika aku tak segera membilasnya.
Kerannya...mana kerannya?
Aku berusaha mencari keran air dengan mata tertutup dengan meraba-raba wastafel.
Ah, ketemu! Ini dia kerannya.
Dengan perasaan lega aku membuka keran air dan airpun mulai mengalir keluar dengan deras.
Aku mencuci wajahku hingga bersih dan mengeringkannya (dengan lengan bajuku, soalnya aku tak punya pilihan lain).
Aku agak takut melihat ke arah cermin.
Aku belum bercukur juga, tapi tak apalah.
Akupun segera berlari, mencoba keluar dari kamar mandi secepat mungkin

Don't Look

“DON’T LOOK...”
 
“JANGAN LIHAT”
(cerita ini adalah sebuah RIDDLE)
6776154664_2eb3e30427_z

“Ayah, aku takut.” Jantungku berdegup kencang ketika ayah masuk ke dalam kamar. Ia membungkuk untuk melihat ke bawah tempat tidur. Aku menaruh tanganku untuk menutup mulutku dan mencoba mengatur napasku yang mulai tersengal-sengal. Jangan...jangan lihat ke belakang pintu. Aku mulai gemetar ketika tangannya meraih pegangan pintu.
“Lihat, Nak. Tak ada monster. Sekarang, cobalah tidur.”
Tangannya menarik pegangan pintu dan menutupnya, menceburkan ruangan ini kembali ke dalam kegelapan. Ketika mendekati tempat tidur, akupun merasa penasaran, “Bagaimana perasaan ayah apabila besok ia tahu bahwa ia salah.”

Minggu, 13 Desember 2015

[ Dangerous Game ] Baby Blue

[ Dangerous Game ]

Blue Baby
Source: scaryforkids.com
Translate by Me xD ..

Danger Level: Very High to Nightmare

Yang Dibutuhkan: Lilin, Kamar mandi yang ada Cermin 1 sisi, Toilet duduk *Bukan Toilet Jongkok

Untuk bermain "Blue Baby" , Kamu harus ke kamar mandi di rumahmu, Matikan lampunya dan kunci pintu, Lalu kau tatap cermin selama beberapa menit, Kamu masih boleh mengedip, Peragakan tanganmu seperti sedang menggendong bayi kecil dan ucapkan kata kata ini tanpa sedikitpun kesalahan "Baby Blue, Blue Baby" 13 kali

Bila kamu melakukannya dengan benar, Kamu akan merasakan sedikit berat, Tandanya Blue Baby sudah berada di gendonganmu, Lama kelamaan semakin berat dan berat, Kamu akan merasakan seperti dicakar, Sebelum terlalu berat, Kamu harus cepat cepat membuang Blue Baby ke Toilet dan disiram *Bahasa Inggrisnya Flush ..

Bila kau tidak melakukannya dengan cepat, Seorang wanita akan muncul di jendela dan Teriak "Give me back my baby!!", Jika di bahasa indonesiakan seperti "Kembalikan bayiku!!" , Teriakannya dapat memecah cermin, Bila kamu masih memegang Blue Baby, Kau akan dibunuh

Beberapa orang bilang kalau wanita itu sendiri adalah Bloody Mary dan dia membunuh anaknya sendiri ketika dia memecahkan cermin dan mengambil pecahak cermin tersebut untuk membunuh bayi itu

Dangerous Game : Ouija Board


[ Games ]

Yah, Setelah menyelusuri lorong gelap yang penuh dengan darah *Lebay

Oke, Admin menemukan orang yang Request Kokkuri-san *Hantu Ouija Board . Ini Admin mengetik sendiri karena setelah Surfing di lautan internet, Menurut Admin cuma setengah setengah

Oke, Langsung saja ke topik, Papan Ouija, Merasa familiar dengan nama itu? Yap, Papan pemanggil hantu yang akan menjawab pertanyaanmu secara misterius dengan media Koin atau Stylus khusus

Karena Game ini sangat terkenal, Bahkan ada Filmnya*Admin sendiri masih belum nonton  .. Dan kabarnya setelah orang bertanya kepada Kokkuri-san, Beberapa orang bahkan ada yang sampai bunuh diri karena Jawaban yang diberikan oleh Kokkuri-san

Biasanya, Kokkuri-san digambarkan sebagai Youkai yang berwujud Kitsune alias Rubah yang dipercaya menggambarkan Kebijakan, Namun terkadang bila tidak beruntung, Mungkin kau dikerjai dengan memberikan jawaban palsu, Jadi jangan terlalu percaya atas jawaban yang diberikan Kokkuri-san

Sekarang, Kita beralih menuju Bahan dan Alat yang diperlukan untuk bermain ..
*WARN: Kokkuri-san menghantui kalian seumur hidup? Jangan salahkan Admin, PLAY AT YOUR RISK

~ Alat dan Bahan ~

Papan Ouija *Di Indonesia ngga ada yang jual nih, Kalo mau nyoba silahkan bikin sendiri ..

Sebuah koin, Usahakan ujungnya tidak bergerigi

Keberanian untuk bermain Game ini, Karena ada kemungkinan sang Kokkuri tidak mau pergi

Lilin untuk penerangan, Walaupun masih ada sinar bulan, Tapi tetap ngga keliatan kan

2 Orang untuk bermain, Sisanya hanya nonton

~ Cara bermain ~

1. Matikan lampu, Pastikan tidak ada barang Elektronik yang akan menggangu jalannya permainan~
2. Nyalakan lilin, Taruh di dekat Papan Ouija, Sisakan sedikit ruang ya

3. Buka semua pintu dan jendela agar Kokkuri-san dapat masuk dengan leluasa
4. Duduk dengan posisi senyaman mungkin namun tetap Sopan, Letakkan koin di tengah papan, Para pemain menyentuh koin tersebut dengan ujung telunjuk dan ucapkan kalimat berikut
" Kokkuri-san, Kokkuri-san, Kokkuri-san. Apakah kamu sudah disini, Bila sudah tolong gerakkan koin ini
5. Kalau Kokkuri-san sudah didalam rumah kamu, Maka Koin akan bergerak sendiri ke arah " Yes ", Jika tidak maka tidak ada reaksi apa apa, Tandanya kamu kurang beruntung
6. Oke, Admin akan menganggap berhasil, Mulailah dengan tunjukkan kesopananmu, Tanyakan namanya, Setelah tanyakan namanya, Tanyakan dia mau dipanggil dengan cara apa, Kokkuri-san atau Nama aslinya
7. Permainan dimulai, Kalian boleh bertanya apapun KECUALI Hal berikut

A. Kapan aku mati
B. Apapun yang menyindir Kokkuri-san
C. Tidak boleh menanyakan hal yang sama 2 kali
D. Seputar Perjodohan
E. Jangan menanyakan hal yang jawabannya Panjang, Usahakan setiap pertanyaan yang ditanyakan kepada Kokkuri-san bisa dijawab dengan singkat*Hanya sedikit kata katanya

8. Bila sudah selesai, Mintalah kepada Kokkuri-san untuk pergi, Bila Kokkuri-san tidak mau pergi, Mohonlah dengan halus dan dari dalam hati, Bisanya Kokkuri-san bisa melihat keinginan yang kalian keluarkan dari hati
9. Permainan selesai bila setelah kalian meminta Kokkuri-san untuk pergi dan Koin mengarah ke " Goodbye " . Bangun, Matikan lilin untuk menandakan bahwa hubungan antara dunia manusia dengan dunia roh telah berakhir
10. Pada hari itu juga, JAJANKAN koin tersebut, Kalau bisa ke tempat dimana kalian tidak bisa menerima kembalian menggunakan koin itu lagi, Bila tidak Kokkuri-san akan menghantui kalian

Selesai \(^_^)/ , Simpan Papan atau Buatan kalian di tempat yang aman dan jangan gunakan kembali dalam waktu yang lama

-Yumi

Dangerous Game : Another World Game





[ Dangerous Game ]

Another World Game:

Source: Kaskus

Danger Level : High

Requirements : Sebuah gedung berlantai sepuluh dan memiliki elevator

How to do :

1. Pastikan gedung tersebut kosong (bisa pada hari libur nasional atau hari Minggu dimana tidak ada orang pergi ke kantor). Sebenarnya tidak perlu kosong untuk bisa memainkan permainan ini, tetapi orang yang masuk ke lift bersama agan bisa ikut terbawa ke dunia lain.

2. Mulailah di lantai pertama. Masuklah ke dalam elevator kosong. Tanpa meninggalkan elevator, tekan lantai berikut secara berurutan: 4 - 2 - 6 - 2 - 10.
(Cara tekannya jangan kayak mencet nomer HP, agan harus tekan 4 trus tunggu elevator sampai di lantai 4, pintu buka - tutup, lalu tekan 2, dan seterusnya). Kalau agan meninggalkan elevator di tahap ini, ritual akan gagal.

3. Dari lantai 10, tekan lantai 5. Seorang wanita atau seorang anak kecil (bisa orang asing, bisa kenalan agan) akan masuk elevator. Jangan ajak dia bicara, pura-pura saja tidak ada orang di dalam elevator selain agan. Wanita itu bukan manusia. Ini salah satu sebab lain mengapa gedung tersebut harus sesunyi mungkin.

Setelah tahap ini, agan harus selalu mengecek setiap kali agan masuk ke dalam elevator. Jika siapapun yang masuk di lantai 5 itu ada di dalam, jangan masuk, karena bisa saja ritual ini akan berlanjut sendiri.

4. Ini kesempatan terakhir agan untuk berhenti. Tekan lantai berapapun kecuali lantai 10 dan 1 dan keluar dari elevator secepat mungkin. Jauhi elevator untuk beberapa saat. Jika agan tetap ingin lanjut, tekan lantai 1. Jika elevator malah bergerak naik, maka ritual berhasil.

5. Keluarlah di lantai 10 tanpa melihat ke belakang. Agan sudah berada di dunia lain.

How to End :

Kembali ke elevator yang membawa agan. Lakukan langkah-langkah di atas secara terbalik. Tidak segampang kedengarannya, karena beberapa yang sudah mencoba mengatakan elevatornya jadi susah sekali ditemukan, atau kadang terlihat jauh sekali dari tempat agan berdiri.

Keterangan :

Game ini populer di Jepang. Sudah ada beberapa yang mencoba (katanya) dan tidak semua berhasil. Beberapa berkata ada kondisi tertentu supaya agan bisa berhasil, seperti harus di bulan ketujuh (Hungry Ghost Festival), harus malam hari, walaupun sebenarnya game ini bisa dilakukan kapan saja, siang bolong sekalipun. Ada juga yang bilang lantai gedung tersebut harus pas 10, ada yang bilang minimal 10 lantai.

Dangerous Game : Blindfold


[ Dangerous Game ]

Ya, Salah satu Request Member

Source: Kaskus
Blindfold:

Danger Level = Medium

What you need =
- Selembar kain hitam untuk menutupi mata.
- Kamar yang ada jendelanya. Ganti kordennya dengan warna gelap.
- Kursi untuk minimal 3 orang, atau maksimal 5 orang.

How to play =

1. Hafalkan jalan ke ruangan yang dipersiapkan dari kamar tidur agan. Ini penting, karena pada permainan agan bakalan berjalan menuju ruangan tersebut dengan mata ditutup dan keadaan gelap gulita. Jangan sampai agan nabrak-nabrak atau jatuh atau kepleset.

2. Tidurlah pada jam 8 malam. Agan harus dapet tidur minimal 2 jam sebagai persiapan. Kalau kurang tidur, bisa saja mental agan jadi kurang kuat.

3. Stel alarm jam 11.40 malam. Segera bangun saat alarm berbunyi pertama kali. Gunakan kain hitam untuk menutup mata agan. Tinggalkan kamar sebelum jam 11.50 malam.

JIKA ALARM TIDAK BERBUNYI, BATALKAN PERMAINAN.
JIKA AGAN TIDAK KELUAR SEBELUM JAM 11.50 MALAM, BATALKAN PERMAINAN.
JIKA DI TENGAH PERJALANAN AGAN INGIN MEMBATALKAN PERMAINAN, KEMBALILAH KE KAMAR DAN TIDUR TANPA MELEPAS KAIN HITAM PENUTUP MATA. TIDURLAH SAMPAI MATAHARI TERBIT.

Setelah matahari terbit, agan boleh melepas penutup mata dan berkegiatan seperti biasa.

4. Duduklah di kursi yang agan sudah persiapkan. Tunggu selama sepuluh menit.

5. Mulailah mengundang "tamu" agan. Katakan, "Come in and be obedient." (Kalau dalam bahasa Indonesia, "Datanglah dan patuhi perkataanku.")

6. Agan akan merasakan kalau mereka sudah datang. Pertama-tama, katakan peraturan-peraturan agan kepada mereka. Apa saja yang mereka boleh dan tidak boleh lakukan. Jelaskan secara spesifik peraturan agan, seperti kalau agan memerintah anak TK atau SD.

TIP: BERITAHU MEREKA APA SAJA YANG BOLEH MEREKA SENTUH ATAU TIDAK BOLEH SENTUH, BERITAHU MEREKA TIDAK BOLEH PERGI KE RUANGAN MANA SAJA.

7.Perintahkan mereka untuk duduk. Agan boleh bertanya apa saja pada mereka, namun mereka bisa saja berbohong kepada agan tentang jawabannya. Bisa saja agan meminta mereka mengetuk pintu, atau apapun. Ingat, jangan bertanya masa depan agan kepada, karena mereka tidak akan jujur kepada agan.

8. Agan boleh bermain dengan mereka seperti apapun, tapi jangan bertanya hal-hal yang ofensif.

9. JANGAN MELEPAS PENUTUP MATA AGAN! Mereka akan berusaha segala cara untuk membuat agan melepaskannya, tapi jangan pernah tergoda untuk melakukannya, atau nyawa agan tidak akan terjamin tetap ada sampai matahari terbit.

10. SELALU SOPAN KEPADA MEREKA. Ingat, mereka adalah tamu dan agan tuan rumah.

11. Setelah bosan, agan boleh meminta mereka pergi dengan sopan. JANGAN MEMBUAT MEREKA TERASA DIUSIR. Perintahkan mereka untuk tidak kembali lagi, karena kalau tidak, mereka bisa saja datang dan mengundang agan pergi, dan agan tidak bisa menolak undangan mereka.

12. Setelah mereka pergi, kembali ke kamar tidur dan tidurlah tanpa melepas penutup mata. Jangan lepaskan sampai matahari terbit.

13. Jangan lakukan permainan ini lebih dari dua kali.

Mirror


Ibu tiriku kejam. Aku rasa hampir semua anak di dunia berpikir begitu ketika ayah mereka menikah lagi. Dan dalam kasusku, itu memang benar. Dia mau menikah dengan ayah hanya karena ayahku kaya, dan wanita itu benci anak kecil. Kami adalah tiga bersaudara, aku (Marie), adik pertamaku Richard dan yang terakhir Charles. Kami adalah hal yang memberatkan Gerta dalam usahanya menguasai kekayaan ayah. Karena jika ayah telah tiada, kami bertiga juga termasuk sebagai pewaris kekayaannya. Jadi wanita itu mulai berperilaku jahat pada kami.

Dia mengirim Charles ke sekolah asrama jauh di seberang lautan. Sekolah itu mempunyai reputasi baik dalam menghasilkan murid lulusan yang berkualitas tapi juga termasuk sekolah dengan sistem keras dan dipenuhi anak bengal untuk didisiplinkan. Bukan tempat bagi Charles yang lemah fisik apalagi sejak kecil ia sering sakit sakitan. Dia sangat sengsara berada di sana. Namun begitu Gerta terus memaksanya supaya tetap melanjutkan sekolah dan hanya boleh kembali ke rumah saat libur musim panas tiba. Ketika itu ia pulang setelah melalui semester pertamanya, dia terlihat pucat dan kurus dengan lingkar hitam di sekitar matanya yang tampak seperti luka memar. Saat ayah menyuruhnya kembali ke sekolah - dia merengek - bahkan menangis! Tapi ayah tidak memperdulikannya. Karena Gerta berujar pada ayah jika sekolah itu bagus untuk masa depan Charles, dan akhirnya Charles pun kembali lagi ke sana.

Aku melakukan semua yang kubisa untuk terus menjalin hubungan dengan Charles, mengiriminya surat pelipur lara, dan kusempatkan menelpon rutin setiap hari - hingga Gerta bekata bahwa apa yang kulakukan menyebabkan tagihan membengkak. Kemudian dia menetapkan peraturan menelpon hanya boleh 5 menit sekali dalam sebulan. Maka dari itu aku meminta ayah untuk memesankan tiket perjalanan ke Eropa supaya aku bisa mengunjungi Charles. Saat Gerta mengetahui ini dia begitu marah. Mata birunya memancarkan kesadisan hingga membuat bulu kudukku meremang dan bibir merah mudanya memberengut sengit padaku sejak aku mulai berani membantah.
Namun dua hari sebelum keberangkatanku ke Eropa, kami mendapat telpon dari sekolah yang mengabarkan bahwa Charles telah memanjat ke menara tertinggi di sekolah itu dan menggantung diri. Dia meninggal.

Tentu saja kejadian ini membuat ayah shock sedangkan Gerta bersorak girang dalam hati busuknya. Untuk beberapa bulan, ayah terus mencurahkan perhatiannya pada Richard dan aku, lebih banyak dari yang dia tunjukkan sejak ibu meninggal. Tetapi Gerta amat mempesona dan ia lagi-lagi merebut perhatian ayah kami. Kini setelah satu dari anak anak tirinya yang amat ia benci sudah mati, maka dia mulai mengincar yang lain, dan Richard malang adalah target selanjutnya.

Richard merupakan seorang remaja gagah yang hendak menjajaki tingkat SMA, ia sangat berbakat dalam bidang olah raga. Dia pasti sanggup bertahan menghadapi kehidupan sekolah asrama yang telah menumbangkan Charles. Maka Gerta pun mengirimnya ke sekolah seni artistik. Richard benci sekolah itu, tapi Gerta menghasut ayah dengan berkata kalau Richard memiliki "bakat seniman", jadilah dia pergi ke sana. (Jangan kau kira ayahku sudah belajar dari peristiwa yang menimpa Charles!)
Namun Richard adalah remaja yang tangguh, dengan tekun dia berlatih memainkan piano dan biola ketika seharusnya ia bermain sepak bola atau rugby. Tapi Gerta lebih pintar. Wanita itu mengenalkannya dengan beberapa anak SMA yang sangat Richard kagumi, mereka kaya, populer dan anggota klub rugby. Pergaulannya ini membawa Richard pada narkoba. Dan Gerta diam-diam seolah mendukung kebiasaan terlarangnya itu, dengan memberikan uang jajan berlebih dan membiarkan Richard tenggelam semakin jauh ke dalam pengaruh obat obatan. Hingga puncaknya pada suatu hari, Richard mengalami overdosis, dan dengan begitu Gerta hanya memiliki satu orang anak tiri yang tersisa, yaitu aku.

Aku sangat yakin bahwa Gerta sebenarnya tahu kalau Richard sedang ngobat hari itu. Dia juga tahu jika Richard kesakitan dan mungkin telah sekarat di kamarnya. Kalau saja dia "menemukan" Richard bahkan jika hanya sepuluh menit lebih cepat, nyawanya pasti masih bisa tertolong. Begitulah kata Dokter, dan aku mempercayainya. Tapi ayah tak mau mempercayaiku. Dia marah setiap kali aku membicarakan perilaku buruk Gerta, dan menyuruhku untuk menjaga mulut. Meski begitu, aku tahu kalau aku pasti akan jadi target selanjutnya, dan aku menduga setelah ayah mewasiatkan seluruh warisannya kepada wanita itu, dia pasti takkan hidup untuk waktu yang lama. Aku memutuskan jika Gerta bersikap terlalu jahat, maka aku akan kabur diam diam ke rumah bibi di New Jersey untuk tinggal bersamanya sampai aku menginjak usia 18 tahun.

Sejak saat penemuan mayat Richard di kamarnya, aku memaksa diri untuk jadi anak teladan. Pekerjaan rumah kuselesaikan tepat waktu, selalu bersopan santun di hadapan Gerta dan teman-temannya, ikut pergi ke ajang pariwisata berkapal keluarga dengan Gerta dan ayah - meskipun acaranya berbahaya semisal memancing hiu. Kau juga harus tahu betapa aku menjaga jarak antara diriku dengan permukaan laut dan sebisa mungkin menjauhi pinggiran kapal. Tapi Gerta lebih pandai dengan rencana-rencana jahatnya. Semua orang berpikir bahwa kejadian dimana saat itu kami semua sedang pergi keluar untuk berbelanja dan aku terjatuh ke lintasan persis di depan kereta yang sedang melaju adalah sebuah kecelakaan. Untung saja aku berhasil menghindar tepat pada waktunya, namun walau begitu masih terlalu dini bagiku untuk merasa aman.

Aku hampir saja hendak kabur dari rumah ketika ayah mengabarkan sebuah berita duka bahwa bibi di New Jersey telah meninggal saat tidur, karena diracuni oleh seorang kenalannya atau orang orang yang tidak diketahui siapa gerangan. Aku tertegun. Tidak mungkin Gerta bisa tahu? Tapi sepertinya dia memang sudah tahu rencanaku - aku bisa melihat dari senyuman licik di wajah wanita itu.

Malam itu aku pergi ke kamar dan mengurung diri untuk berpikir. Bisa saja aku kabur, tapi uangku takkan cukup untuk waktu lama. Dan aku harus menyelesaikan dulu pendidikanku atau musnah pula kesempatanku mendapatkan pekerjaan. Lagi pula, Gerta masih dapat berkeliaran di luar sana. Jika dia bisa menyewa seseorang untuk meracuni satu satunya sanak familiku yang masih hidup (selain ayah), tentu saja dia juga bisa melakukah hal serupa padaku, meskipun aku tetap tinggal di rumah ini atau tidak.

Hanya ada satu cara lagi yang terbersit di pikiranku. Dan itu sangat buruk untuk dilakukan. Rahasia keluarga yang telah diturunkan generasi ke generasi dari pihak ibuku. Rahasia ini menyangkut tentang seorang penyihir yang dijuluki Bloody Mary, sejak dulu ia berusaha membunuh buyut dari nenek buyutku dan menggunakan darah anak kecil untuk membuatnya tetap awet muda dan cantik selamanya. Penyihir itu dihentikan oleh buyut dari kakek buyutku, dan ketika tubuhnya dibakar hidup hidup dia mengutuk kakek buyut serta setiap cermin di rumah setiap orang yang ikut menyeretnya ke altar pembakaran, sehingga jika seseorang menyebut namanya di depan cermin cermin tersebut maka akan memunculkan arwahnya yang penuh dendam kesumat.

Ceritanya telah berubah tahun ke tahun, dan awalnya tersebar dari desa itu hingga ke kota kota besar. Sekarang ini, anak sekolah dimana saja iseng iseng mengucapkan nama Bloody Mary di depan cermin redup untuk menakut-nakuti diri mereka sendiri saat sedang melangsungkan pesta-pesta menginap, dan tak terjadi apapun pada mereka. Jadi tak seorangpun yang percaya akan kebenaran kutukan itu. Tentu saja, karena tak ada yang tahu cerita yang sesungguhnya tentang Bloody Mary. Yang mana telah terpendam jauh dalam kenangan para penduduk desa itu sejak dulu dulu sekali. Namun aku adalah keturunan langsung, dan aku tahu bagaimana cara untuk memanggil si penyihir. Kau harus memakai cermin milik seorang keturunan langsung dari salah satu penduduk desa tempat Bloody Mary dulu pernah tinggal. Dan nama penyihir harus di ucapkan dengan logat asli dari penduduk desa tersebut sebanyak jumlah tertentu serta bercahayakan beberapa batang lilin.

Hal ini adalah perbuatan yang jahat, aku tahu itu. Tapi hanya ini cara satu satunya untuk menyelamatkan hidupku. Harus Gerta atau aku yang mati. Jika aku tidak melawan balik, nyawaku terancam. Jadi ku ambil sedikit uang dari tabunganku lalu pergi ke toko alat alat khusus untuk membeli beberapa lilin cetakan tangan. Yang berwarna hitam. Dengan seksama ku ikuti langkah langkah yang dulu pernah ditunjukan ibu. Kutempatkan setiap lilin di sekeliling ruang tengah dengan jarak tertentu agar bayangannya terpantul ke cermin belakang sofa. Kemudian ku nyalakan satu per satu, sambil membaca mantera yang telah turun temurun diturunkan di pihak keluarga ibuku. Setelah itu aku menunggu. Ayah sedang melakukan perjalanan bisnis, dan Gerta pergi berpesta ke luar bersama pacar barunya. Dia tiba di rumah larut malam, lalu mengomel karena aku masih belum tidur. Suarannya genit seperti wanita murahan - aku benci suara itu. Bertingkah seolah dia wanita baik. Tapi aku dapat menangkap sedikit rasa curiga dari nada bicaranya, sambil dia terus mengamati pijaran lilin-lilin hitam itu.

"Kau sedang menyembunyikan sesuatu, Marie kecil?" tanyanya, sambil menekan nada bicaranya saat berkata kecil, dia tahu aku benci dipanggil begitu.

"Aku hanya sedang belajar dengan cahaya lilin," jawabku berbohong, sambil membalik halaman di bukuku.

Gerta mengerutkan dahi. "Kau tahu, Marie kecil, aku rasa saat ini kita harus bicara serius," tegasnya, lalu berjalan ke depan cermin di belakang sofa dan merapikan rambutnya.

"Ya," kataku pelan. "Kita harus bicara. Kau sudah membunuh kedua saudaraku. Dan juga bibiku. Tapi takkan kubiarkan kau menghabisiku."

Gerta tergelak oleh tawa. "Memangnya kau bisa apa!" sahutnya, lalu mengibaskan rambut pirangnya yang panjang ke belakang punggung.

Ku ucapkan nama Bloody Mary dengan logat keturunan para leluhurku. Sekali. Dua kali. Tiga kali. Di cermin, bayangan Gerta memecah menjadi kilatan merah, dan muncul seraut wajah lain memandang tajam. Wajah carut marut bengis, yang telah rusak oleh waktu, dan memancarkan kekejaman luar biasa. Aku bersembunyi di balik sofa sembari Gerta memekik penuh kengerian, sepasang matanya terpaku pada sosok sang penyihir. Aku mengintip dari tempat persembunyianku, hawa panas membara menyeruak dari depan cermin, menyengat kulit cantiknya yang seputih batu pualam. Aku dapat mendengar semburan lidah api menjilat jilat sambil penyihir itu tertawa jahat lalu merentangkan tangannya ke arah ibu tiriku.

"Gerta," bisik Bloody Mary. "Datanglah padaku, Gerta."

Dan direngkuhnya ibu tiriku ke dalam dekapan tangannya.

Jeritan Gerta lenyap begitu saja. Bara api yang tadi menjilat njilat pun sudah tak nampak. Ketika aku kembali mengintip, Gerta dan Bloody Mary sudah menghilang.

Aku menelpon ayah di hotelnya ke esokan pagi untuk mengabarkan bahwa Gerta tidak tidur di rumah. (memang begitu kan!) ayah tidak senang mendengarnya. Dia kemudian menelpon beberapa teman Gerta dari kamar hotelnya, dan segera saja mengetahui bahwa Gerta punya kekasih simpanan lain. Beberapa simpanan, sebenarnya. Ayah sangat membenci perselingkuhan. Dia segera pulang untuk mendamprat Gerta, tapi wanita itu masih menghilang, ayah menduga dia kabur dengan seorang lelaki gelapnya.

Akhirnya, ayah memutuskan untuk menceraikan Gerta tanpa harus mememuinya terlebih dahulu. Dan karena wanita itu tak memiliki sanak saudara lain, kecuali kami, semua orang menerima saja cerita yang terdengar bahwa dia telah kabur dan tak seorangpun yang berusaha mencari dimana dia berada. Gerta sudah pergi. Dengan begitu ayah dan aku akhirnya selamat sentosa.

911 Call

 911 CALL
Credited to : Alphonse_Bard



"911 jelaskan keadaan darurat anda?"

"..."

"Halo? 911 apa yang da-"

"Aku mengambilnya."

"Dengan siapa ini? Dimana anda berada sekarang?"

"Dia tak pernah takut padaku."

"Tuan, siapakah yang anda bicarakan?"

"..."
"Tuan?"

"Semuanya lebih baik... Sekarang dia sudah damai."

"Apa anda telah menyakiti istri anda?"

"Tidak... dia itu... seorang gadis kecil."

"..."

"..."

"Apa yang terjadi tuan?"

"..."

"Tuan jangan tutup telepon anda, kami akan mengirim bantuan."

"Aku tidak minta bantuanmu."

"Mengapa anda menelepon kami?"

"Untuk memberitahumu."

"Tentang apa?"

"Dia mengorbankan nyawanya untuk memanggilku."

"Apakah ini semacam lelucon sinting hah?"

"Dia menghunuskan pisau tepat menembus jantungnya dan ketika darahnya mengalir menggenangi lantai aku muncul dari kegelapan."

"Sebaiknya anda bersiap-siap menjelaskan hal ini pada polisi."

"Dan kau tahu... Aku sangat menikmati darahnya."

"Saya akan tutup teleponya!"

"Jika aku adalah kamu, aku takkan melakukan itu, Elizabeth."

"Bagaimana bisa... Siapa yang memberitahukan namaku padamu?"

"Putrimu tersayang..."

"... kau bohong."

"Annie ada bersamaku sekarang."

"Oh Tuhan! Tolong! Kau monster! Tolong!"

"Aku akan datang untuk darahmu, segera."

"!!!!?"

Error to loading the name_please try again



Cerita kiriman dari member, selamat membaca..

Credited to : Trina Lovino Feliciano

"Error to loading the name_please try again"
Story by me c:
---------------------
Cerita ini hanya fiksi belaka, dan maaf jika ada
beberapa Typo ;w;
______________________
Sekarang malam minggu, seperti biasa, aku
sedang berada di depan laptopku dan itu sudah
menjadi "kewajiban"ku setiap malam minggu
karna pacarku akhir akhir ini sering sibuk.
Aku sedang main facebook, ya, biasanya buat
baca cerita tentang Urban Legend atau sekedar
chatting dengan Irfan dan Yandi, kedua
sahabatku. Tetapi sepertinya mereka sedang tidak
online, jadi aku hanya membaca cerita tentang
Urband Legend.
Tiba tiba ada yg mengirim pesan kepadaku,
----------------
Lia-Teruchan(nama fbnya): oi, Ni! Lu suka ama
Urban Legend kan?
Dani Rahman(fbku): iya, Li. Mang napa?
Lia-Teruchan: gua barusan nemu akun fb, tapi
namanya gak bisa di baca!
Dani Rahman: gak bisa dibaca kek gimana?
Tulisan alay? Namanya kaya status?
Lia-Teruchan: bukan gitu! Namanya "Error to
loading the name_please try again"
Dani Rahman: maksud lu
Lia-Teruchan: "Error to loading the name_please
try again", kan namanya gitu, Trus gua cobain
Refresh profilnya.
Dani Rahman: trus??
Lia-Teruchan: pas gua coba Refresh yg ke-10 kali,
namanya langsung brubah!
Dani Rahman: Berubah maksudnya?!
-
Lia mengirim sebuah poto
-
Lia-Teruchan: kek gitu
Dani Rahman: gak yakin, coba lu kasih aku link
buat ke Profilnya
Lia-Teruchan: oke bentar
---------------
Kutunggu, beberapa menit kemudian ada pesan
baru
---------------
Lia-Teruchan: https://m.facebook.com/Errortoloadthename_404error.tryagain?refid=7
---------------
Setelah itu, ku buka profil nya.. Ternyata benar,
namanya "Error to loading the name_please try
again".
---------------
Dani Rahman: ternyata bener kata lu, Li!
Namanya "Error to loading the name_please try
again"
---------------
Setelah kutunggu berapa lama, dia masih tidak
menjawabnya. Dan dia sekarang offline. Mungkin
saja dia sudah ngantuk, berhubung sekarang
sudah jam 12 malam.
Setelah itu, kuputuskan untuk tidur saja karna
besok pagi aku harus menjemput adikku di
pesantren.
--
Besok harinya, aku menerima telpon dari Yandi
bahwa Lia telah MENINGGAL!
Aku shock, kenapa Lia bisa meninggal? Padahal
baru kemarin aku chattingngan dengannya!
Aku berpikir, apa ada hubungannya dengan fb is
"Error to loading the name_please try again". Ku
putuskan untuk mengecek akun itu lagi.
--
Malam harinya, ku buka akun itu. Aku teringat
sebelum Lia mati dia me-refresh akun itu
sebanyak 10 kali, akupun melakukannya.
Setelah me-refresh yg ke-10 kali, tiba tiba nama
akun itu berubah dari "Error to loading the
name_please try again" menjadi "don't look
behind you, or I will kill you". Aku hanya terdiam,
setelah kuingat ingat aku sedang sendirian
dirumah. Adikku dan kedua orang tuaku sedang
ke rumah paman.
Seketika bulu kuduk ku berdiri, aku menelan
ludah. Karna aku agak penakut, ku putuskan
untuk tidak melihat ke belakang.
Aku pun melihat tentang akun itu, yg awalnya
hanya ada tulisan "Hi c:" sekarang menjadi "Don't
look behind you now, trust me. Gua ada
dibelakang elu, gua cuman mau ngasih tau kalo lu
berani ngeliat belakang, lu bakalan melihat wajah
gua yg seram dan akan membunuhmu..."
Aku menelan ludah lagi, "...buka album poto yg
namanya 'my lovely friend '". Aku tak tau mau
ku buka atau berbalik melihat belakang.
Kuputuskan untuk menuruti apa katanya. Ku
buka album itu dan melihat ada 5 poto, poto 6
orang termutilasi. Ku lihat satu satu.
Poto pertama, seorang cewe berambut hitam yg
kedua tangan nya terlepas dari badannya dan
berada di pot. Matanya tercongkel sebelah,
kakinya terpotong dan tergantung di dinding,
kepala yg terlepas dari badannya dan badannya
yg terpaku di dinding. Darah dimana mana..
Poto kedua, seorang pria berambut pirang yg
tergantung terbalik dan kedua matanya
tercongkel. Mulutnya terpotong dari telinga ke
telinga lainnya seperti dipotong paksa, jantungnya
sudah tak ada dan ususnya melingkar disekitar
lehernya. bau darah tercium oleh ku, aneh.
Poto ketiga, dua anak kembar terikat bersama dan
lagi lagi matanya dicongkel. Kali ini usus mereka
bertebaran dimana mana, paru paru mereka
terbelah. Aku hampir mau muntah, aku tak tahan
melihat usus manusia.
Poto keempat, seorang cewe dan cowo yg masing
masing matanya berbeda sebelah. Leher mereka
ada bekas goresan yg banyak dan kaki mereka
terpotong dan terbelah dua. Dadaku berdetak
cepat, perasaan ku sudah tak terlalu enak.
Poto kelima hanya ada tulisan..
Tulisan..
.
.
.
.
.
.
"Now look behind you, and say goodbye to world,
my new Friend "
 

The Dreamland Tree Copyright © 2010 | Designed by: compartidisimo